TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Menjadi dokter forensik, tak ayal harus berhadapan dengan jenazah.
Seperti halnya dr Stephanie, seorang dokter forensik yang mengaku sudah banyak menangani para pasien yang semuanya adalah jenazah manusia.
Pengalaman horor saat autopsi jenazah pun dirasakan oleh dokter forensik yang bertugas di RS Bhayangkara, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seperti dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kisah Tanah Jawa, dokter forensik cantik menceritakan pengalaman horornya seusai memeriksa jenazah.
dr Stephanie menceritakan awal mula dirinya tertarik menjadi seorang dokter forensik adalah saat dirinya menonton sebuah serial TV Amerika.
Dari situ, dr Stephanie bercita-cita menjadi seorang dokter forensik demi mencari keadilan.
Baca juga: Informasi Terbaru Dokter Forensik Hasil Otopsi Kasus Subang, 3 Saksi Diperiksa Intensif di Polda
Selama bekerja, dr Stephanie mengaku ada banyak jenazah yang ditemui tidak selalu dengan keadaan yang mulus dan baik-baik saja.
Bahkan ada beberapa kejadian yang cukup membuat bulu kuduk merinding.
Ketika itu, dokter forensik ini menangani kasus orang meninggal dunia tanpa identitas di pinggiran toko.
Untuk mengungkap siap sosok orang yang meninggal dunia itu, dr Stephanie menemukan buku catatan yang ada di dalam tas di dekat jenazahnya.
Saat membaca buku catatatan itu, terdapat nomor telepon yang ternyata adalah orang yang mengenal sosok korban.
FOLLOW:
Begitu identitas korban terungkap, dokter forensik itu mengaku didatangi oleh arwahnya.
Saat itu, dr Stephanie mengira arwah itu adalah teman jaganya sesama dokter forensik.
"Saya didatangi oleh korban itu biasanya, kalau dia mau berterima kasih, ya kadang dia merasa saya bisa menolong dia lebih lanjut lagi," papar dr Stephanie dikuti dari Youtube Kisah Tanah Jawa.
"Kalau yang berterima kasih, ya itu ketika saya menemukan buku catatan di dekat mayat. Waktu itu, saya kan istirahat, udah malam mau tidur,"
Terus tahu-tahu ada yang berdiri di samping tempat tidur saya. Saya kira teman jaga, tapi ternyata gak pakai baju jaga, pakenya baju santai biasa," ungkap dr Stephanie.
Baca juga: Modus Tawari Kerja, Pria Ini Jebak Gadis Muda di Tangerang, Keperawanan dan Harta Korban Direnggut
Namun begitu melihat jelas wajah awah tersbut, dokter forensik itu tersadar.
Setelah itu, arwah tersebut pun tersenyum pada dr Stepahnie, lalu menghilang dengan meembus tembok.
"Saya lihat mukanya, saya pernah lihat tapi dimana ya. Pas saya ingat-ingat oh ini kan korban yang saya periksa tadi.
Dia gak marah, dia cuma lihat saya, senyum terus jalan menembus tembok," ungkap dokter forensik.
Sementara itu, dr Stephanie juga pernah didatangi oleh korban pembunuhan.
Akan tetapi, identitas korban pembunuhan itu tak diketahui.
Sehingga polisi dan dokter forensik pun kesulitan untuk mencari pelakunya.
"Kalau yang minta tolong itu pernah sekali. Saya juga ngelihat sekilas. Waktu itu, memang korban ini tanpa identitas, dan ada tanda penganiayaan yang jelas sekali," paparnya.
"Untuk mencari pelaku, polisi ini kesulitan karena datanya gak ada dimana-mana. Gak da laporan orang hilang dan semacamnya," tambahnya.
Baca juga: Ketakutan, Oknum TNI Buang Jasad Sejoli Korban Tabrak Lari, Ahli Forensik Ragu : Ada yang Ditutupi
Ketika sedang berjaga di kamar jenazah, dr Stephanie mendengar suara minta tolong yang sangat keras.
Suara arwah itu membuat bulu kuduk dokter forensik itu merinding.
"Itu minta tolongnya banget-banget. Sampai bikin suara," ungkapnya.
Suara minta tolong dari korban pembunuhan tak dikenal itu awalnya dalam bentuk cicitan burung.
"Saya tidur di kamar jenazah, terus saya denger suara kayak suara burung cicit. Padahal saya ada di ruang tertutup, gak ada suara kepakan sayap atau apapun. Dan di ruangan itu cuma saya sendiri," papar dr Stephanie.
Sadar kalau suara burung itu pertanda korban minta tolong, dr Stephanie sempat bilang kepada korban kalau tugasnya sudah selesai untuk mengautopsi korban.
"Saya bilang 'udah ya saya gak bisa nolong lagi', tadi udah selesai tugasnya di bawah," ujarnya.
Akan tetapi, suara korban minta tolong itu makin menjerit keras.
Korban juga merintih kesakitan, dan meminta tolong pada dokter forensik untuk mengungkap kasus pembunuhan itu.
Baca juga: Emosional Tangis Relawan Pecah Evakuasi 8 Santri di Karawang, Korban Terjebak Api di Lokasi Ini
Namun, dr Stephanie tetap kukuh minta maaf tak bisa menolong lebih lanjut.
Sehingga suara itu pun makin keras.
"Eh malah kedengeran makin cicit-cicit, makin keras minta tolongnya."
"Saya tahu kamu pasti kesakitan sekali waktu meninggal, tapi bener saya gak bisa nolong lagi,"ujarnya.
Tak kuat mendengar suara jeritan minta tolong dari korban, dr Stephanie kemudian kabur ke lantai bawah.
"Masih kedengeran lagi, ya udah saya tinggal ke bawah," pungkasnya. (*)