Pasalnya, posisi Bharada E saat bak tembak dengan Brigadir J itu pun antara hidup dan mati.
"Jadi kalau kita lagi menembak, pemahaman saya, saat sudah ada bunyi tembakan, sudah sangat menganggu karena bunyinya keras."
"Dan dalam suasana hidup-mati, yang ada kita akan membela diri," kata Andreas.
Baca juga: Benarkah Ada Konspirasi Besar di Balik Kasus Brigadir J ? Pengacara Bharada E Beberkan Pengakuan Ini
Menurut Andreas Nahot, Bharada E tidak mengetahui apakah tembakan pertama, kedua, dan ketiganya mengenai Brigadir J atau tidak.
"Pada saat tembakan pertama, kedua, ketiga, dia nggak tahu arahnya ke mana, kena atau enggak, tidak bisa dia pastikan," katanya.
Setelah 3 kali tembakan, ajudan Ferdy Sambo, yakni Brigadir J ini sempat berlutut.
Namun, disebutkan pengacara, aksi Brigadir J yang berlutut sambil kesakitan ini hanyalah akting.
Malahan, Brigadir J hendak melayangkan tembakan lagi kepada Bharada E disertai ucapan berupa ancaman dan umpatan.
Mendengar kata-kata ancaman dari Brigadir J, Bharada E pun sontak melepas tembakan ke arah Brigadir J sebanyak 2 kali.
"Yang disampaikan kepada saya, pada saat kondisi terakhir dia (Brigadir J, red) masih berlulut, masih ada gerakan yang kira-kira menurut pertimbangan orang yang ada di situ.
Itu bukan pertimbangan logis yang normal, yang bisa kita (mikir, red) ini dia ngapain ya? ini dia mau nembak atau mau jatuh."
"Nggak mungkin orang bisa memikirkan itu, ada gerakan, dia ( Brigadir J) tembak lagi, karena dia sempat mengumpat dan menembak lagi," jelas Andreas Nahot.
Baca juga: Update Kondisi Putri Candrawathi di Tengah Kasus Brigadir J, Istri Ferdy Sambo Alami Trauma Berat
Sebut Aksi Pelecehan pada Istri Ferdy Sambo Bikin Brigadir J Ketakutan
Lanjut pengacara Bharada E, ada peristiwa lain yang terjadi sebelum aksi polisi tembak polisi tersebut.
Tak lain adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.