TRIBUNNEWSBOGOR - Rencana rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J akan digelar di rumah Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Selasa (30/8/2022) nanti.
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel mengungkap bahwa dirinya membayangkan jika hari rekonstruksi itu tiba nanti.
Dilansir TribunnnewsBogor.com dari YouTube tvOneNews pada Minggu (28/8/2022), Reza Indragiri menyebut, salah satu yang dibanggakan oleh personil Polisi yakni jiwa korsa (daya juang).
Jiwa korsa yang di maksud Reza Indragiri yakni senasib sepenanggungan, kekompakan, keistimewaan hingga saling menjaga satu sama lain antara Polisi.
“Bisa tampil dalam bentuk menyimpang walaupun jiwa korsa yang menyimpang yaitu kode senyap, kesalahan yang dilakukan oleh sejawat ditutup tutupi, itu sebenarnya menifestasi dari jiwa korsa walaupun jiwa korsa yang menyimpang, itu dalam situasi normal, dalam situasi yang menguntungkan,” jelasnya.
Reza Indragiri mengatakan jika dibayangkan hari rekonstruksi itu tiba, yang akan menghadirkan lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, dimana semua kondisi akan berubah.
Baca juga: Hadirkan Seluruh Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J, Komnas HAM Pastikan Hadir Rekonstruksi
"Saya bayangkan ketika hari rekontruksi itu tiba, semua berubah tidak ada lagi pake jiwa korsa (daya juang)," kata Reza Indragiri.
"Tapi SDM, selamatkan diri masing masing," lanjutnya.
Reza Indragiri menambahkan, saat rekrontuksi tiba nanti, para tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J, tidak ada yang ingin terkena hukuman.
"Karena semua orang yang hadir di hari rekontruksi punya kepentingan hukum masing-masing, tidak ada jadi martir melindungi orang lain," terangnya.
"Alhasil terutama para personil, mereka akan membangun cerita membangkitkan ingatan kembali tentang apa yang terjadi sesuai dengan target hukum mereka," sambungnya.
Reza Indragiri menambahkan, bahwa semua tersangka ingin mendapatkan kebebasan murni, kalaupun tidak, akan mendapatkan hukuman seringan-ringannya.
“Konsekuensinya karena saya ingin mendapat hukuman seringan-ringannya, berarti harus ada pihak lainnya harus saya tuding, yang harus saya jadikan pihak yang paling bertanggung jawab, siapa itu yang talenta? Ya FS dan PC,” bebernya.
Bahkan menurut Pakar Psikologi Forensik menyebutkan, jiwa korsa nantinya akan dikesampingkan.
“Loyalitas atasan kepatuhan terhadap atasan sudah tidak lagi berlaku, karena semua orang punyai target hukuman,” tandasnya.
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Brigadir J Bakal Digelar Usai Hasil Autopsi Keluar, Kejaksaan Siap Dampingi Polri