Selain itu, Bharada E juga baru 6 bulan bekerja sebagai ajudan Ferdy Sambo.
Oleh karenanya, dengan alasan psikologi, Bharada E tak kuasa menolak perintah Ferdy Sambo.
Padahal saat itu, tersangka lain yaitu Bripka RR dapat menolaknya.
“Jadi ketika dia menerima perintah itu, dia tidak bisa menolak karena ada background psikologis. Kedua, Bharada E ini kerjanya baru enam bulan jalan. Jadi sangat baru dan pangkat paling rendah,” jelasnya.
Baca juga: Terkuak, Komnas Perempuan Blak-blakan Soal Pengakuan PC Diperkosa Brigadir J, Begini Kronologinya
Gelagat Ferdy Sambo dan Bharada E saat rekontruksi
Proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa (29/8/2022) turut disorot keluarga Yosua.
Mereka lantas menganalisa gelagat dua sosok penting di kasus pembunuhan Brigadir J, yakni Ferdy Sambo dan Bharada E.
Keluarga mengatakan kesaksian para tersangka pembunuhan berencana Brigadir J atau Brigadir Yosua adalah bohong.
Roslin Simanjuntak, bibi Brigadir J, mengatakan keluarga hanya percaya kepada keterangan Bharada E.
"Kalau saya yakin Bharada E itu menyatakan kejujuran, dia sudah berkata jujur karena dia mau bertobat, mau mengakui kesalahan," ujarnya, Jumat (2/9/2022).
Roslin Simanjutak mengatakan mempercayai keterangan Bharada E dan tersangka lain memberikan keterangan bohong.
"Mereka semua berbohong, dari awal mereka berbohong sampai mati pun mungkin mereka sudah tidak mau bertobat lagi dan akan melakukan kebohongan kebohongan," jelasnya.
Baca juga: Susul Ferdy Sambo dan Kompol Chuck Putranto, Kini Giliran Kompol Baiquni Wibowo Dipecat Polri
Komnas HAM diminta berterus terang
Komnas HAM diminta berterus terang mengenai dugaan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Keluarga Brigadir J mendesak Komnas HAM menunjukkan bukti dugaan kekerasan seksual yang ditujukan kepada Brigadir J ketika berada di Magelang.