“Itulah mengapa populasi hewan yang terlalu kecil rentan mengalami pusaran kepunahan. Sehingga hal ini menjadi perhatian para peneliti di pusat konservasi genomik untuk meningkatkan variasi genetik dengan perkawinan silang,” terang Peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop BRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University ini.
Menurutnya, bioinformatika dan machine learning juga dapat digunakan untuk memprediksi variasi genetik di masa depan dan status kepunahannya.
Contohnya teknologi DNA metabarcoding yang dapat menganalisis keragaman dan kelimpahan organisme di alam.
Teknologi ini dapat berguna bagi para peneliti lingkungan, baik untuk melihat keberagamannya serta potensi pemanfaatannya bagi manusia di berbagai bidang. (*)
Artikel lainnya TribunnewsBogor.com baca di Google News