Terkait kasus pembunuhan yang menimpa Abbas dan Riyani, Agus mengaku keluarganya di Yogyakarta dan Magelang tak pernah menyangka.
Terlebih perihal tabiat tersangka, Dhio yang merupakan anak kandung dari korban.
"Masih merasa kehilangan kesedihan masih ada. Masih terpukul semua kami di sini. Sedih-sedih, ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Siapapun pasti akan miris dengan kejadian ini," imbuh Agus.
Hingga kini, keluarga masih memutuskan hubungan dengan Dhio.
Mereka bahkan enggan menjenguk Dhio yang sekarang ditahan di Mapolresta Magelang.
"Belum pernah (menjenguk tersangka), ya paling nantilah kalau sudah tidak loro hati (sakit hati). Itupun bukan menjenguk karena iba dengan tersangka, tetapi lebih ke hal lain yang perlu diselesaikan secara keluarga," pungkas Agus.
Alasan Membunuh
Sebelumnya diwartakan, kepada penyidik kepolisian, Dhio nekat menghabisi nyawa orangtua dan kakaknya karena tidak kuat dibebankan perekonomian keluarga.
Kesaksian Dhio itu pun sempat disampaikan Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochamad Sajarod Zakun.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jogja, pelaku mengaku sakit hati pada orangtua dan kakaknya karena didesak membantu perekonomian keluarga usai sang ayah, Abbas pensiun dua bulan lalu.
Ya, usai sang kepala keluarga pensiun, pemasukan keluarga hanya bersumber dari uang pensiunan saja. Adapun Dhea dan Dhio tidak bekerja.
Baca juga: Kepribadian Pemuda yang Racuni Ayah, Ibu dan Kakaknya Diungkap Sahabat, Dhio Manja & Royal ke Teman
Tak hanya untuk sehari-hari, keluarga pensiunan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) itu juga butuh uang untuk pengobatan mendiang Abbas.
Merasa gusar karena selalu dibebani perekonomian keluarga, Dhio pun sakit hati dan langsung merancang pembunuhan keluarganya.
"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati," ungkap Mochammad Sajarod Zakun.
Alibi yang diurai Dhio itu segera diklarifikasi pamannya. Sukoco selaku kakak kandung korban, Heri Riyani menyebut keponakannya itu telah berbohong.