"Jadi saya kira ini bukan menunjukan bahwa mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte tertentu," jelasnya.
Ketiga, ditemukan fakta bahwa mereka sedang melakukan ritual tertentu, karena ada beberapa rajah atau mantra.
"Ada juga selembar kertas yang tertulis, ada beberapa kalimat ayat-ayat Al Quran disertai dengan minuman, jeruk nipis dan sebagainya yang merupakan barangkali itu adalah ramuan obat yang disertai doa untuk penyembuhan keluarga tersebut," ungkapnya.
Menurutnya, rata-rata wafak yang ditulis adalah ayat Al Quran.
"Dan setelah saya lihat wafak dan tulisan yang ada hampir semuanya karakternya adalah bahasa Arab. Jadi ada huruf hijaiah, huruf Arab, ada banyak sekali surat-surat Al Quran," tuturnya.
Bahkan ditemukan juga tulisan Surat Yusuf yang menurutnya kerap dipakai untuk meminta memperlancar jodoh.
"Dan juga ada satu ayat Al Quran yang diambil dari Surat Yusuf, yang biasanya ini dipakai untuk memperlancar jodoh, supaya mendapat kharisma, aura, supaya memperlancar jodoh. Ada juga ayat-ayat yang tertulis dalam kertas itu ayat yang biasa dipakai untuk mencari kesejahateraan maupun kekuatan batin dalam mengarungi hidup," beber dia.
Selain itu lanjut dia, ada pula ayat-ayat yang biasa dipakai untuk mencari kesejahteraan, kekuatan batin dalam mengarungi hidup.
"Ini mungkin sesuai dengan apa yang disampaikan oleh temuan psikologi forensik tadi, bahwa ada dari keluarga tersebut terutama bapak Rudy Gunawan yang mempunyai kecenderungan klenik dan perdukunan sejak mahasiswa," jelasnya.
Baca juga: Terkuak! Polisi Beberkan Urutan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, 4 Korban Idap Penyakit Serius
Dengan begitu, Jamhari menyimpulkan keluarga Kalideres tidak menganut sekte tertentu.
"Ini sebenarnya ritual-ritual yang dilakukan oleh keluarga ini, itu juga sesungguhnya bukan aneh, karena orang di luar sekte pun atau orang biasa pun juga melakukan ritual-ritual seperti yang dilakukan oleh keluarga ini. Misalnya tadi menggunakan ayat Yusuf untuk mencari jodoh dan sebagaianya, juga dilakukan oleh kebanyakan orang," ungkapnya.
Ia menduga mungkin keluarga Kalideres melakukan ritual untuk kesembuhan atau membantu masalah yang sedang dihadapi, seperti mencari jodoh.
"Kesimpulan saya, mereka bukan penganut sekte apalagi apokalistik. Mereka orang normal yang bisa meninggal secara wajar karena penyakit dan lain-lain," tutupnya.
Sementara itu, dari penjelasan tersebut, Kombes Hengki Haryadi menegaskan bahwa keempat jenazah keluarga tersebut beragama Kristen.
Parlu kami jelaskan di sini bahwa dari keempat jenazah ini adalah beragama kristen, melakukan ritual-ritual di luar agama kristen.(*)