TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pengobatan alternatif ibu Ida Dayak yang sedianya dilakukan di area gelanggang olahraga (GOR) Markas Divisi Infanteri (Divif) 1 Kartika, Kostrad Cilodong, Depok, Senin (3/3/2023), terpaksa dibatalkan.
Banyaknya warga yang berkumpul memenuhi area tersebut untuk melihat maupun mendapatkan pengobatan membuat situasi menjadi kurang kondusif.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Fahrial Syam melihat kerumunan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu mudahnya informasi untuk diviralkan dan tingginya kebutuhan warga untuk sembuh dari penyakitnya.
Menurut Prof. Ari, penyebaran informasi saat ini begitu cepat, sehingga segala informasi mudah diviralkan.
Dulu, kata dia, informasi tersebar dari mulut ke mulut, seperti saat Ponari dikenal masyarakat.
Dengan batu yang dimasukkan dalam air, orang merasa lebih nyaman dan sehat ketika mengonsumsi air tersebut.
Informasi itu tersebar dari mulut ke mulut dan tidak semasif sekarang.
"Sementara, untuk fenomena Ida Dayak, informasinya tersebar secara viral, sehingga masyarakat berbondong-bondong datang ke sana," kata dia mengutip laman UI, Jumat (7/4/2023).
Selain itu, fenomena ini juga menunjukkan tingginya upaya masyarakat untuk sembuh dari penyakitnya melalui segala cara, termasuk menjalani pengobatan alternatif.
Masyarakat masih percaya bahwa terapi-terapi tradisional bisa mengatasi kondisi sakitnya.
"Saya rasa wajar saja keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di situ, tetapi tentu akhirnya masyarakat sendiri yang menilai apakah ia benar-benar mendapatkan manfaat yang dibutuhkan atau hanya manfaat plasebo atau semu saja. Jadi, itu dikembalikan lagi kepada masyarakat," tambah dia.
Baca juga: Selain Ida Dayak, Wanita Asal Kalimantan Ini Juga Viral karena Sering Makan Cacing Hidup hingga Ular
Dari video-video pengobatan Ida Dayak yang beredar di media sosial, Prof. Ari melihat adanya proses pengurutan dengan menggunakan minyak sebagaimana yang biasa dilakukan dalam pengobatan alternatif.
Metode ini, lanjut dia, sering dilakukan oleh para pengobat tradisional atau terapi alternatif untuk merelaksasi otot.
Misalnya pada penderita keseleo dan salah urat, pada bayi setelah selesai dimandikan, serta pada ibu hamil untuk melancarkan persalinannya.
Dalam sejarah perkembangan ilmu kedokteran, dahulu pendekatan diagnosis dan terapi dilakukan dengan menggunakan kedokteran intuitif.