Rosichi, ayah pelaku menjelaskan, jika adiknya yang bernama Wahyono itu sebenarnya tak terlibat permasalahan dengan purtanya yang merupakan pelaku penusukan.
Menurut Rosichi, putranya memang memilki ganggua saraf lantaran pernah mengalami kecelakaan beberapa kali yang mengakibatkan luka pada bagian kepala dan cukup parah.
Pada usia enam bulan, pelaku mengalami kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah.
Sehingga anaknya sampai usia tiga tahun rutin melakukan kontrol ke spesialis anak.
Kemudian pada usia tiga tahun, pelaku kembali alami kecelakaan lalu lintas dan luka di bagian kepala lagi.
Ketiga kalinya mengalami kecelakaan dan kembali mengalami gegar otak hingga hilang ingatan.
Karena kecelakaan yang berulang dan mengenai bagian kepala, pada tahun 2007, syaraf bagian otak pelaku kena, sehingga masuk rumah sakit dan mendapat perawatan.
"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah."
"Sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah, tapi yang beli ini kan bayarnya nyicil baru setengahnya."
"Nah, sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain, akhirnya uang habis."
Baca juga: Cekcok Tengah Malam Berujung Maut, Suami Kalap Nekat Bakar Istri dan Anak Tiri Hidup-hidup
"Nah, anak saya ini marah dan minta uang penjualan tanah Rp40 juta ditarik lagi, dan ingin ia gunakan beli motor baru."
"Tapi kan uang sudah saya belikan material, jadi sisa Rp3 juta."
"Anak saya tidak mau dan akhirnya marah, ngamuk dan mengancam saya."
"Akhirnya saya melarikan diri keluar rumah," ungkap Rosichi.
Bahkan untuk menghindari kejaran dan amukan sang anak, Rosichi kabur sembunyi di makam desa setempat dari subuh sampai malam hari.