Sehingga membuat publik beranggapan PDIP tidak mungkin bergabung dengan koalisi besar.
Yunarto menilai, kemungkinan PDIP bergabung koalisi besar pun hanya jika calon dari PDIP yang menjadi capresnya.
"Dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan, sebetulnya baru sekali pertemuan yang melibatkan banyak partai, kebetulan Ibu Mega tidak hadir, dan baru saja terjadi peristiwa Piala Dunia U-20."
"Kemudian orang langsung menafsirkan koalisi besar ini bisa minus PDIP misalnya. Atau bisa juga memasukkan PDIP dan PDIP langsung mematok harga saya harus jadi capres. Kalimat itulah yang akan menjadi keywordnya," terang Yunarto.
Untuk itu wacana duet Ganjar-Prabowo ini hanya bisa menunggu apakah Prabowo mau menjadi Cawapres.
Baca juga: Megawati Usung Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024 PDIP, Puan Maharani Gigit Jari, Ini Tugasnya Sekarang
"Kalau PDIP ingin menjadi capres dan itu harga mati karena merasa partainya yang terkuat, memang survei paling tinggi, suara dan kursinya paling besar di 2019. Mau tidak mau kita tinggal menunggu, apakah mungkin Pak Prabowo mau menjadi seorang Cawapres," imbuhnya.
Namun menurut Yunarto, agak sulit untuk Prabowo menjadi Cawapres, mengingat elektabilitas Ganjar dan Prabowo yang terus berkejaran.
Sehingga keduanya pasti sama-sama memiliki ego untuk menjadi Capres di Pilpres 2024 mendatang.
Terlaksana atau tidaknya wacana duet Ganjar-Prabowo ini nantinya hanay bisa dilihat dalam 4-5 bulan menjelang pendaftaran ke KPU.
Dari situ bisa dilihat elektabilitas siapa yang jauh menjulang tinggi, sehingga salah satunya bisa realistis untuk menjadi Cawapres.
"Kalau saat ini menurut saya agak sulit (Prabowo jadi Cawapres), karena elektabilitas Prabowo dengan Mas Ganjar berkejaran, sehingga egonya pasti ingin menjadi Capres."
"Artinya kita bisa melihat peluang ini terbuka kembali apabila dalam perjalanan 4-5 bulan ke depan menjelang pendaftaran ke KPU, ada salah satu di antaranya yang elektabilitasnya jauh menjulang tinggi. Sehingga antara Prabowo dan Ganjar ini akan realistis menjadi sosok Cawapres."
"Dan saya melihat harga mati ini sudah ditetapkan oleh PDIP, artinya kita akan menunggu apakah Pak Prabowo bisa mempertahankan elektabilitasnya sehingga jadi modal cukup buat dia untuk menetapkan diri menjadi Capres," pungkasnya.
Ditunjuk Megawati Sebagai Capres 2024, Ganjar Pranowo: Saya Akan Berjuang dengan Baik
Gubernur Jawa Tengah sekaligus calon presiden (Capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo merespon penugasan yang telah diberikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut.