Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sejumlah saksi dan rekaman CCTV gedung sekolah, korban naik dari lantai 1 ke lantai 8 menggunakan lift sekolah pada pukul 09.30 Wita.
Dari situ, kata Ngajib, patut diduga bahwa korban jatuh dari lantai 8.
"Keterangan dari saksi-saksi termasuk dari tukang taman (sekolah), tiba-tiba ada korban (tergeletak). Kemudian langsung di bawah ke RS dan ternyata dalam keadaan sudah meninggal dunia," jelas dia.
Keluarga ungkap kejanggalan
Paman Basman, Andy Setiadi mengungkap kejanggalan atas tewasnya sang keponakan.
Pasalnya, saat korban ditemukan tewas, anggota tubuh yang terluka paling parah adalah kakinya.
Sedangkan kepala Basman tidak mengalami luka yang fatal.
"Yang kita bingung biasanya kan kalau logikanya orang jatuh, pasti kepalanya yang paling parah juga ada pendarahan apa, ini kakinya yang hancur, telapaknya, terus tangan," ujar Andy.
Bahkan, kata Andy, korban juga mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.
"Sini (bagian kedua lengan) patah, tulang ekor juga , terus belakangnya itu memar biru-biru semua," ungkapnya.
"Kukunya, ada kuku ibu jarinya sebelah kiri kalau tidak salah yang mau tercabut, terus kuku lainnya juga biru juga," beber Andy.
Tak hanya itu, kejanggalan lain yang membuat keluarga merasa heran adalah barang-barang Basman yang ditemukan di tempat yang berbeda.
Di antaranya sepatu yang dikenakan Basman berada di musola sekolah, sedangkan tas ada di kamar mandir.
"Informasi yang saya dapat sepatunya ada di mushala, tasnya ada di kamar mandi, jadi terpisah," tutur dia.
Disclaimer