Dijelaskan Hengki, kejadian tersebut berawal saat para finalis melakukan karantina selama dua pekan di salah satu hotel di Jakarta.
Kemudian, tiba-tiba panitia menggelar body checking di tempat yang disebutkan cukup terbuka.
Di mana, agenda tersebut sebelumnya tidak ada dalam daftar kegiatan.
"Kemudian, tiba-tiba dilakukan body checking yang sebenarnya tidak ada dalam rundown-nya. Tempatnya juga sedikit terbuka," ungkap Hengki, dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat.
Di sana, para korban merasa dipaksa untuk membuka baju, kemudian difoto.
"Para korban merasa dipaksa untuk melepas bajunya, kemudian difoto bukan oleh ahli medis maupun orang-orang yang berkapasitas," tuturnya.
Bahkan, saat itu ada lawan jenis juga yang berada di tempat body checking.
Oleh karenanya, finalis Miss Universe Indonesia 2023 membuat laporan ke Polda Metro Jaya akibat dugaan pelecehan seksual yang dialaminya dalam proses penyelenggaraan ajang itu.
Selain itu, pelapor yakni finalis dan kuasa hukumnya melaporkan organisasi penyelenggara Miss Universe Indonesia, PT Capella Swastika.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Cek CCTV Lokasi Body Checking Miss Universe Indonesia: Menurut Panitia dalam Keadaan Mati