"Sehari-hari ibu rumah tangga," katanya.
Ia wafat karena mengalami kecelakaan ketika hendak membayar listrik.
"Waktu meninggal ketabrak mobil waktu di PLN Galuga, waktu bayar listri di PLN Galuga," kata Tatang Sumantri.
Setelah 25 tahun dimakamkan, makam Nurjanah kini justru dibongkar karena berada di lahan milik PLN.
Makan Nurjanah menjadi satu dari 211 makam yang direlokasi ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) lain di desa tersebut.
"Posisi makam ada di wilayah PLN yang sudah selesai dibayar pembebasan lahannya," kata petugas di lapangan, Ahmad Ferdiansyah.