Namun, jumlah itu bisa ditingkatkan ketika ada permintaan terhadap produk yang sudah dihasilkan oleh TPS3R.
Ketua Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor, Een Irawan Putra mengatakan, TPS3R Mekarwangi ini merupakan estafet terakhir atau tahapan akhir dari proses pengelolaan sampah dari pemukiman, khususnya di setiap RT yang didampingi oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung.
Karena Satgas juga bertugas untuk melakukan sosialisasi mengenai lingkungan dan mengedukasi warga, sehingga ada perubahan perilaku terhadap warga yang mendapat pendampingan dari satgas.
"Karena kan secara nasional 2030 kan targetnya sudah tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA. Nah kita harus cari solusi sampah-sampah yang sudah terpilah dari pemukiman itu. Khususnya sampah plastik yang sekarang kita olah jadi sebuah produk," ujarnya.
"Nah jadi plastik di sini diolah sampai diubah menjadi papan sama balok ya. Nah setelah ini akan digunakan untuk membangun konstruksi sumur resapan. Ke depan bisa juga jadi paving block, furniture," katanya.
Hilirisasi di TPS3R ini lanjut Een merupakan proses akhir dari ekosistem yang dibentuk di pemukiman di satu RT yang kemudian merubah prilaku warga.
"Ada 60 RT yang didampingi oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung. Nah, setelah RT yang didampingi itu warganya sudah berubah perilakunya sehingga mau memilah sampah. Setelah dipilah dari rumah sampah itu tidak dibuang ke TPA tapi kita bawa ke sini. Kapasitas disini 1 hari bisa mengelola 800 kilogram hingga 1 ton sampah plastik," katanya.
Dalam ujicoba itu juga diperlihatkan berbagai cetakan hasil olahan sampah plastik berupa gelas plastik, tutup plastik, papan plastik, hiasan plastik dan sebagainya.(*)