TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Peluang Sendi Fardiansyah untuk mendapatkan tiket calon Wali Kota Bogor melalui Partai Gerindra masih terbuka lebar.
Sebab, rekomendasi DPC Gerindra mencalonkan Jenal Mutaqin jadi calon Wali Kota Bogor belum keputusan final.
Jenal masih harus mengantongi restu dari DPP dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Untuk itu, peluang Sendi mendapatkan tiket dari Gerindra masih mungkin terjadi.
Namun peluang itu tak bisa didapatkan Sendi Fardiansyah hanya melalui dukungan dari Presiden Jokowi.
Pada postingan Instagram terbarunya, Sendi mengunggah foto bersama Jokowi.
Ia sebelumnya juga mengaku sudah mendapat restu dari Iriana Jokowi.
"Terima kasih Bapak Presiden, nasihat dan dukungan Bapak menjadi semangat dan motivasi saya untuk terus berjuang," tulis Sendi.
Dosen Komunikasi Politik David Rizar Nugroho mengatakan, Sendi Fardiansyah bisa mengantongi tiket dari Gerindra jika bisa mengalahkan elektabilitas Jenal Mutaqin.
"Kalau elektabilitasnya masih rendah di survei, masih hebat Jenal, ya pasti yang dipilih Jenal. Karena kan partai politik mau menang," ungkap David saat diwawancara TribunnewsBogor.com via telepon.
David Rizar juga mempertanyakan berapa elektabilitas Sendi saat ini.
"Apakah sudah ada survei yang memposisikan elektabilitas dia di Kota Bogor, itu juga kan tidak mudah," ujarnya.
Dirinya menilai, walaupun Sendi telah mendapat restu dari Iriana dan jokowi, itu tidak relevan untuk kontestasi Pilkada.
"Karena yang sekarang dibutuhkan oleh dia adalah tiket, perahu dari parpol yang punya treshold untuk mencalonkan," ungkapnya.
Sementara untuk mendapatkan tiket dari partai politik, elektabilitas Sendi harus nomor satu.
"Saya pikir kalau saya jadi Sendi saya membuka peluang ke siapapun, yang penting sekarang itu bukan penegasan, udah sejauh mana posisi elektabilitas dia di antaranya harus nomor satu, dicari sama partai politik," bebernya.
Sementara itu, Dosen FISIP Universitas Djuanda Gotfridus Goris Seran mengatakan, akan terjadi pertarungan 'atas' dan 'bawah' jika Gerindra memberikan tiket bukan pada Jenal Mutaqin.
Ia menjelaskan, Sendi Fardiansyah (dari dalam istana dan dekat pada Prabowo Subianto) dan Aji Jaya Bintara (dekat dengan Prabowo Subianto) mengisyaratkan “suara dari atas” (tone from the top) dan bisa dibaca merepresentasikan “kekuatan dari atas”.
Sedangkan Jenal Mutaqin murni orang dalam dan memimpin partai politik di tingkat bawah Ketua DCP Partai Gerindra Kota Bogor.
"Lazimnya dalam budaya politik universal, ketua partai di daerah merupakan pemimpin bayangan (shadow leader) di daerah. Melalui proses rekrutmen politik, kader partai biasanya disiapkan untuk menjadi pemimpin," jelas dia.
DPC Partai Gerindra Kota Bogor mengusung Jenal Mutaqin sebagai Cawalkot dalam Pilwalkot Bogor 2024.
Dalam hal ini, kata dia, Prabowo Subianto mesti menguatkan partai, memposisikan perjuangan melalui partai, dan membesarkan partai.
"Fenomena ini bisa mengkonstatasikan pertarungan 'atas' vs 'bawah'," kata dia.
"Dampak dari pertarungan ini bisa menimbulkan fragmentasi politik partai, juga melemahkan soliditas partai dan menurunkan citra politik partai dalam Pilwalkot Bogor 2024," tambahnya.