Kim Jong Il juga telah meminta seluruh staf kedutaan besar untuk setia kepada putranya.
Persiapan bagi Kim Jong Un untuk menjadi orang nomor satu di Korut dimulai ketika namanya menjadi kandidat anggota Dewan Rakyat Tertinggi.
Pada April 2009, dia mendapat posisi di Komisi Pertahanan Nasional (NDC) dan dua bulan kemudian dia menjadi Kepala Departemen Keamanan Negara.
Kemudian September 2010, Kim mendapat pangkat jenderal bintang empat meski dia sama sekali tak punya pengalaman di bidang militer.
Pada 17 Desember 2011 pukul 08.30 waktu setempat, Kim Jong Il meninggal saat bepergian menggunakan kereta ke luar Pyongyang dengan dugaan akibat serangan jantung.
Sejumlah analis memprediksi Kim Jong Un tidak akan segera diangkat sebagai pemimpin mengingat dia masih belum mempunyai pengalaman.
Banyak yang menyakini sang paman, Jang Song Thaek, yang bakal bertindak sebagai penerus sementara hingga Kim mempunyai cukup kecakapan.
Namun, ternyata Kim Jong Un langsung diangkat sebagai Pemimpin Tertinggi Korut.
Sebuah gelar tak resmi yang memberikannya kekuasaan di bidang pemerintahan dan militer.
Pada April 2012, statusnya dikukuhkan ketika dia mendapat berbagai posisi.
Antara lain, Sekretaris Pertama Partai Buruh.
Kemudian Chairman Komisi Militer Pusat, dan Chairman NDC yang notabene adalah otoritas birokratik tertinggi di sana.
Awal-awal rezim Kim Jong Un diidentikkan sebagai konsolidasi yang kejam dan percepatan program pengembangan senjata nuklir.
Artikel ini diolah dari KompasTV, Kompas.com
(TribunnewsBogor.com)