Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) akan memberikan pendampingan terhadap Cut Intan Nabila yang menjadi korban kekerasan dama rumah tangga (KDRT) dan ketiga anaknya.
Asisten Deputi Pelayanan Perempuan Korban Kekerasan, Rahmawati mengatakan, pihaknya akan melakukan assessment terhadap sang selebgram Bogor tersebut.
Selain itu, Rahmawati juga menyebut telah menyiapkan psikiater dengan menggandeng instansi terkait untuk memberikan pendampingan psikologi.
Pasalnya, ia mengatakan saat ini kondisi korban masih belum stabil karena trauma.
"Masih trauma dan masih syok karena kemarin memang seperti yang disampaikan oleh pak kapolres kami masih belum bisa mendapatkan informasi secara detail dari korban karena korban masih butuh menenangkan diri," ujarnya kepada wartawan, Rabu (14/8/2024.
Sementara itu, Asisten Deputi Pelayanan Anak yang memerlukan Perlindung Khusus KemenPPA, Atwirlany Ritonga mengatakan pihaknya juga akan mendalami tingkat traumatik yang dialami oleh ketiga anaknya.
"Kita akan berkolaborasi dengan psikolog yang ada di dinas PP Kabupaten Bogor untuk sama-sama mengaksessmen kondisi psikis dan fisik dari tiga anak ini untuk melihat apakah nanti traumanya seperti apa keadaannya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang lakukan oleh Armor Treador terhadap istrinya Cut Intan Nabila berdampak terhadap anaknya.
Pasalnya, anak dari selebgram Bogor tersebut mengalami trauma melihat ibunya dianiaya berkali-kali sejak tahun 2020.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro yang mengatakan dampak dari kasus penganiayaan tersebut berdampak terhadap psikologis sang anak.
Sebagai informasi, buah dari lima tahun pernikahan antara pelaku dan korban ini dikaruniai oleh tiga orang anak yang masih kecil dan salah satunya baru berusia sekitar satu minggu.
"Informasi yang kami dapat dari petugas kita dan ART bahwa anak-anak korban sangat takut ketemu laki-laki," ujarnya kepada wartawan, Rabu (14/8/2024).
Dalam proses penyelidikannya, pihak kepolisian pun sangat berhati-hati untuk menjaga kondisi psikologis dari anak-anak korban agar tetap terjaga.
AKBP Rio Wahyu Anggoro pun mengerahkan polisi wanita (polwan) untuk mengusut tuntas kasus yang menururnta sensitif ini karena menyangkut perempuan dan anak.
"Kemarin anggota kami sudah tiba pukul 13.30 WIB nyampe TKP, namun kami baru bisa masuk pada pukul 14.00, karena kami menunggu penyidik dari Polwan. Kami menjaga traumatik dari anak-anak korban," ucapnya.