Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Kota Bogor mendapat teror usai pulang demo tolak revisi UU Pilkada di Gedung DPR RI pada Kamis (22/8/2024) malam.
Aksi teror ini buntut dari mahasiswa berinisial R (20) yang berasal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) semester 7 yang diduga menghina tamtama dan videonya tersebar hingga viral di media sosial.
Segerombolan diduga oknum aparat itu langsung datang ke Unpak untuk mencari R.
Namun, saat ini masalah antara Brimob dan Unpak berakhir secara kekeluargaan.
“Kami sudah duduk bersama dan mendapatkan kata mufakat. Yang bersangkutan juga sudah menyampaikan secara lisan memohon maaf,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unpak Bogor Andi Chairunnas dijumpai di Kampus Unpak, Jumat (23/8/2024) malam.
Sebelum kasus ini selesai, R sempat mendapatkan teror melalui pesan WhatsApp (WA) maupun Instagram.
Bahkan, di WA nya sendiri ada 800 pesan masuk dari nomor tak dikenal.
“Chatnya seperti ancaman dan hal hal tidak seharusnya tidak diucapkan petugas. Itu sampai ke WA. Pas saya buka WA tiba tiba saya ada 800 chat. Itu orang tidak dikenal kontaknya,” kata R dijumpai di Kampus Unpak.
R tidak mengetahui sama sekali kontak WA nya bisa tersebar dengan cepat.
R langsung saja menonaktifkan WA sampai medsosnya usai kejadian.
“Caranya saya gatahu bisa dapat nomor saya darimana. Saya saat itu juga langsung menonaktifkan,” tambahnya.
Di sisi lain, aksi R ini diakui dilakukan secara spontan.
“Awalnya itu emang tidak terpikirkan buat mengucap hal seperti itu. Saya cuman emosi apalagi saya lihat mahasiswa-mahasiswa lainnya kena sama polisi,” jelasnya.
Saat menghina Tamtama, dihadapan R ada beberapa oknum Brimob.