Tunjuk Patrick Kluviert sebagai Pengganti Shin Tae-yong, Erick Thohir Jadi Guyonan Jurnalis Italia

Penulis: Tiara A. Rizki
Editor: Tiara A. Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru taktik asal Belanda, Patrick Kluivert

Patrick Kluivert pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama memerangi rasialisme dalam sepak bola. 

Baginya, hanya orang yang sangat bodoh, dengan pemikiran sempit dan hati yang keras, yang tega melakukan hal tersebut.

Baca juga: Unggahan Menyentuh Rizky Ridho Usai Shin Tae-yong Pergi dari Timnas Indonesia: Bukan Sekadar Pelatih

Baca juga: Respon La Grande Indonesia Usai Shin Tae-yong Dipecat dari Pelatih Timnas: Engkau yang Terbaik!

Kontroversi Kehidupan Pribadi

Patrick Kluivert pernah disorot karena sebuah insiden yang hampir menghancurkan kariernya pada tahun 1995. 

Saat itu, ia yang masih berusia 19 tahun, menabrak mobil seorang sutradara teater Belanda, Martin Putnam, yang akhirnya meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. 

Patrick Kluivert mengemudikan mobil BMW M3 milik temannya dengan kecepatan 104 km/jam di zona perumahan yang seharusnya dibatasi hanya 50 km/jam.

Sehingga, terjadilah kecelakaan tragis itu.

"Satu menit saya menjadi idola publik, pahlawan sepak bola Belanda. Dan menit berikutnya mereka membantai saya karena apa yang telah saya lakukan," kata Patrick Kluivert mengenang kecaman yang datang setelah kejadian itu. 

Meskipun tidak dijatuhi sanksi hukum, ia menerima kecaman keras dari masyarakat Belanda yang melihatnya sebagai pelaku kesalahan besar. 

Dampak sosial yang ia terima sangat berat, sehingga Patrick Kluivert memutuskan untuk meninggalkan Ajax dan bergabung dengan AC Milan. 

Utang Judi

Patrick Kluivert juga dikabarkan terlilit utang perjudian senilai satu juta euro atau setara Rp 16,7 miliar kepada geng kriminal.

Media Belanda, De Volkskrant, melaporkan, dokumen peradilan rahasia dan sumber anonim menuliskan bahwa Patrick Kluivert, pelatih tim cadangan klub Belanda FC Twente pada saat itu, memasang taruhan pada pertandingan tim utama pada tahun 2011 dan 2012.

Aktivitas tersebut tidak ilegal pada saat itu. Namun, Patrick Kluivert mengalami kerugian besar dan sejak itu, ia melunasi sebagian utangnya.

Geng kriminal tersebut terlibat dalam pengaturan pertandingan dan memberi tekanan besar pada Patrick Kluivert untuk membayar utangnya secara penuh.

Halaman
1234

Berita Terkini