"Kalau masih ada wujud fisiknya seperti di sini, kawasan ini aman," kata Nusron Wahid, sambil menunjukkan area lain yang masih berupa empang.
Namun, Arsin ngotot bahwa pagar laut di area tersebut dulunya merupakan empang.
Arsin mengklaim, abrasi mulai terjadi sejak 2004, menyebabkan lahan kosong tersebut perlahan hilang ditelan air laut akibat abrasi.
"Mau Pak Lurah bilang itu empang, yang jelas secara faktual material, tadi kita lihat sama-sama fisiknya sudah enggak ada tanahnya. Karena sudah enggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah," kata Nusron Wahid.
Namun, Arsin tetap kekeuh bahwa lahan tersebut memiliki sejarah sebagai empang yang digunakan oleh warga.
Nusron Wahid yang tak ingin memperpanjang perdebatan, memilih untuk menegaskan bahwa pihaknya membatalkan sertifikat HGB dan HM di laut karena terbukti fisiknya benar-benar hilang.
"Ini enggak ada barangnya tapi akan saya cek satu per satu. Kan tadi sudah kita tunjukin gambarnya. Kalau memang sertifikatnya ada. Tidak ada materialnya semua, otomatis akan kita batalkan satu per satu," jelas dia.
Baca juga: Dituding Dalang Pemasangan Pagar Laut, Nasib Kades Kohod Kini Apes, Said Didu Ungkap Sindiran
Baca juga: Gaya Arsin Kades Kohod yang Ngotot Pagar Laut Tadinya Empang, Dikawal Paspamdes, Punya Rubicon?
Dikawal
Seusai Nusron Wahid memberi pernyataan, awak media langsung mencoba mencegat Asrin untuk dimintai konfirmasi soal sertifikat pagar laut tersebut.
Namun, Asrin yang mengenakan batik berwarna ungu dengan kopiah berwarna hitam langsung berbalik badan.
Sembari mengangkat tangannya ke udara, Asrin menolak untuk diwawancarai.
"Mau salat Jumat nih, nanti ketinggalan, sudah-sudah..." ujar Asrin sambil menunjuk ke arlojinya.
Seusai memberi pernyataan singkat, Asrin langsung dirangkul oleh dua pria yang mengenakan kemeja dan topi putih serta seorang pria lagi yang menggunakan kemeja dengan lengan yang digulung berwarna biru gelap untuk meninggalkan lokasi.
Keduanya langsung menyelinap ke dalam rombongan Nusron yang terlebih dahulu meninggalkan lokasi.
Tak patah arang, awak media mencoba mengejar Arsin hingga ke area parkir.