Profil Kepsek SMAN 4 Karawang yang Didemo Siswa karena Gagal Ikut SNBP, Minta Uang ke Dedi Mulyadi

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEPSEK SMAN 4 KARAWANG DIDEMO SISWA - Profil Kepala SMAN 4 Karawang yang didemo siswanya karena gagal ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ini profil Kepala SMAN 4 Karawang yang didemo siswanya karena gagal ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Kepala Sekolah itu langsung ditemui oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.

Kedatangan Dedi Mulyadi ini untuk meminta penjelasan sekolah soal gagalnya pihak sekolah menuntaskan pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Sebab hal itu membuat para siswa murka karena kehilangan kesempatan mendaftar SNBP.

Kepala SMAN 4 Karawang, Dida Siti Saadah berdalih, telatnya finalisasi PDSS itu karena kurangnya admin yang menginput nilai siswa.

Apalagi kata dia, waktu yang diberikan juga kurang dan terpotong libur panjang.

"Itu kan waktunya satu bulan, terjeda dengan libur panjang. Saya kebetulan Plt di sini baru 1,5 bulan, definitfnya di SMA Ciampel," kata Dida Siti Saadah dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi Channel, Kamis (6/2/2025).

Untuk tim SNBP di SMA Ciampel, kata dia ada 11 orang, dan password dipegang oleh 4 orang.

"Saat di sini ternyata cuma 3 orang, siswa ada 144," jelasnya.

Sehingga pada saat waktunya sudah habis, SMAN 4 Karawang sudah tidak bisa menyelesaikannya.

"Tahu-tahu hari Jumat finalisasi tidak masuk, hanya sebagian nilai. Kemudian saya kaget, ternyata salah satu yang saya tegur, katanya password hanya dipegang satu orang," tutur Dida lagi.

Hal itu langsung membuat para siswa murka dan akhirnya mengadakan demo.

Akhirnya karena ada tambahkan waktu dari Kementerian Pendidikan, pihak sekolah pun sedang berusaha menyelesaikan.

Ia juga sudah membentuk tim baru, di mana kini ada tiga petugas yang memegang password.

"Siswa sangat marah. Tapi sekarang tim sudah mulai lagi. Tidak perlu bantuan tim, cuma ada kelalaian dari tim BP yang jumlahnya cuma satu orang, padahal minimal 3-4 orang," jelas dia.

Petugas yang memasukkan data nilai siswa itu pun dipanggil oleh Dedi Mulyadi.

Kepada Dedi Mulyadi, ia mengaku siap menyelesaikan dengan waktu yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan.

"Sanggup gak tiga orang mengerjakan?," tanya Dedi Mulyadi.

"Sanggup, Pak," kata sang guru.

Akhirnya Dedi Mulyadi pun memberikan uang tambahan agar petugas itu semangat.

"Sudah jangan melayani wawancara wartawan lagi, saya kasih bapak uang tambahan, satu orang Rp 1,5 juta. Cukup kan ? Saya tambah deh jadi Rp 2 juta," katanya sambil mengeluarkan uang Rp 6 juta dari dompetnya.

Melihat itu, sang kepala sekolah pun tak berhenti bersyukur.

Namun rupanya ia juga berharap diberi uang oleh Dedi Mulyadi.

"Alhamdulillah, kepala sekolahnya juga atuh bapak, saya kan plt, enggak digaji bapak," kata Dida.

Kemudian Dedi Mulyadi pun mengambil uang lagi di dompetnya.

"Nih kepala sekolahnya Rp 1 juta, nanti masjidnya kita support dari Pemprov. Siapkan tempat ibadah semua agama," ujar Demul.

Profil Dida Siti Saadah

Kepada Dedi Mulyadi, Dida Siti Saadah mengaku sebelumnya ia merupakan guru bahasa Inggris.

"Saya guru Bahasa Inggris di SMA Klari Kosambi," kata dia.

Dida juga merupakan ASN angkatan tahun 1994.

"Kuliah di IKIP Bandung, SMP 2 Bandung," ujarnya lagi.

Namun Dida Siti Saadah kini sudah tinggal di Karawang dengan suaminya yang juga bekerja di Karawang.

"Sekarang tinggal di Karawang dengan suami, suami kerja di Karawang," ungkapnya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini