TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi marah ketika menceritakan dirinya yang dikritik dengan sebutan 'bapak tiri.'
Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyebut bahwa kritikan itu aneh dan tidak masuk akal.
Dedi mengaku dirinya tidak mempermasalahkan jika kebijakannya dikritik orang banyak.
Namun dia memang mengaku merespons agak keras jika kritikan itu tidak objektif.
Hal ini disampaikan KDM dalam sebuah pidato di depan banyak orang yang dia unggah di media sosialnya.
"Saya selama ini dikritik tidak pernah habis, dan yang paling menarik adalah di Cirebon," kata KDM dikutip dari media sosialnya, Kamis (8/5/2025).
"Ada orang yang marah sama saya, jalan di Cirebon jelek, gubernurnya bukan 'bapak aing' tapi 'bapak tiri'," sambung KDM.
Dedi pun mengaku heran dengan kritikan 'bapak tiri' tersebut.
"Saya kan jadi gubernur baru dua bulan, terus ketika dicek jalannya jalan kabupaten.
Kenapa jalan kabupaten marahnya ke saya ?, kenapa gak marah ke bupatinya ?. Kan jadi aneh," kata KDM direspons tawa para tamu.
Dedi pun mengatakan bahwa untuk kritik kritiklah hal yang objektif.
Bahkan KDM mencontohkan kritikan yang baik untuk gubernur.
"Perbanyaklah kritik pada saya, pada apa ?, gubernur banyak menghamburkan uang, gubernur banyak jalan-jalan ke luar negeri, gubernur gak ngurus yang sakit, gubernur tidak ngurus sungai yang kotor, gubernur tidak ngurus tawuran, gubernur tidak ngurus anak-anak mabok, gubernur tidak ngurus anak-anak yang setiap harinya minum minuman keras," katanya.
"Kritik pada saya, gubernur eweuh gawe, duit habis dihambur-hamburkan, anggaran habis untuk bajunya sendiri, perjalanan dinasnya sendiri, nginep dari ke hotel," sambung Dedi.
Dedi pun sampai meluapkan emosinya ketika kritikan yang dimaksud Dedi terkesan terbalik.
"Kritik saya ! bukan dibalik. Ketika gubernur jalan-jalan ke luar negeri, duitnya dihabisin tak jelas tidak pernah dikritik. Saya yang kerja dikritik," kata KDM.