"Eh ada bapak dewan ya, maaf ya pak ya," kata Sofiyah dengan logat khas Betawinya.
Sofiyah melanjutkan, persoalan anak bermasalah seperti tawuran dan geng motor ini sudah terjadi dari dulu.
Maka dari itu, dia mempertanyakan dari dulu pemerintah kemana saja.
Sofiyah pun heran kenapa ketika muncul program dari KDM ini, orang-orang baru heboh menolak.
Sehingga dia mempertanyakan kenapa permasalahan ini tidak dipikirkan dari dulu.
"Dari dulu lho, dari dulu Indonesia itu pelajarnya tawuran lagi, tawuran lagi, geng motor," kata Sofiyah.
"Itu dari dulu pemerintah kemana aja, kenapa sekarang pas ada program Pak Dedi, langsung lah, maafnya, katanya begini lah, melanggar HAM lah," sambung dia.
Sofiyah kemudian menyampaikan argumen skakmat untuk pihak-pihak yang mengkritik kebijakan KDM.
"Menurut saya kalau emang nih program Pak Dedi Mulyadi melanggar HAM, saya minta dong kepada negara kita nih negara yang katanya paling maju, ayolah selesaikan nih gimana caranya para pelajar kita tuh biar gak tawuran, biar gak geng motor," katanya.
"Jangan duduk manis aja, diem bae. Bagitu ada program begini-begini, gak bagus lah begini lah, begitu lah," ungkap Sofiyah.
Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t