“Kita masih menemukan RW-RW di Kota Bogor yang membuang sampah ke selokan. Tanpa sistem dan edukasi dari rumah tangga, pengelolaan sampah tak akan pernah tuntas. Sayangnya, hingga kini belum ada strategi nyata dari Pemkot terkait hal itu,” kata Benn.
Benn menegaskan bahwa Komisi 3 DPRD Kota Bogor akan terus mendorong perubahan konkret, bukan hanya perbaikan infrastruktur, tetapi juga transformasi cara pandang terhadap pengelolaan lingkungan.
“Jangan terus-menerus jadikan anggaran sebagai kambing hitam. Ini soal prioritas dan keseriusan kita menjaga masa depan lingkungan dan kualitas pelayanan publik di Kota Bogor,” ucapnya.
Benn juga menyoroti armada truk yang sudah uzur. Bahkan, sambungnya, lebih dari 60 persen truk sampah aktif berusia di atas 15 tahun.
"Efisiensi operasional menurun, biaya perawatan meningkat, dan rawan mogok saat bertugas. Peremajaan armada sangat mendesak, minimal 10 unit per tahun," tuturnya.
Kemudian, kata dia, alat berat yang kini berada di TPA Galuga sudah tidak memadai lantaran telah rusak.
"Sebagian alat berat seperti bulldozer dan excavator rusak berat. Operasional pengolahan sampah di TPA menjadi terganggu," ungkapnya.
Lebih lanjut, sambungnya, keberadaan ternak maggot di area kantor sangat tak ideal lantaran berdekatan dengan ruang kerja administrasi.
"Ada Risiko bau dan potensi gangguan sanitasi jika tidak dikelola dengan standar yang ketat," imbuhnya.
Benn pun menyoroti adanya program ATM Sampah Digital, yang merupakan program unggulan berbasis digital untuk menukar sampah dengan insentif.
"Program ini bagus, tapi sayang terkendala koneksi internet yang sering mati, sehingga belum optimal berfungsi," katanya.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t