Dedi Mulyadi Senang Pendidikan Barak Militer Ampuh, KPAI Justru Tak Yakin Usai Baca Riset Amerika

Penulis: Naufal Fauzy
Editor: Naufal Fauzy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEDI MULYADI - Foto Dedi Mulyadi (kiri) dan Wakil Ketua KPAI (kanan). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut bahwa program pendidikan sekolah kebangsaan atau kerap disebut sekolah barak militer ternyata bisa mengatasi anak yang bermasalah.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut bahwa program pendidikan sekolah kebangsaan atau kerap disebut sekolah barak militer ternyata bisa mengatasi anak yang bermasalah.

"Dengan pola pendidikan sekolah kebangsaan, orang nyebutnya barak militer, baik-baik itu anak ternyata 14 hari," kata Dedi Mulyadi dikutip dari unggahannya, Minggu (25/5/2025).

"Semalam sebagian dipertemukan dengan psikolognya, ternyata bisa kalau kita melangkah, kalau pemerintah bertindak bisa mengatasi," sambung Dedi.

Namun Dedi mengingatkan bahwa tindakannya ini meski dinilai orang sebagai gebrakan yang baik, perjalanannya belum tentu mulus.

Karena belum tentu program ini mendapat penilaian baik oleh semua orang.

"Tapi ingat berbuat baik di Indonesia belum tentu kita mendapat penilaian baik," kata pria yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM tersebut.

Dedi pun menyentil pihak yang mengkritik program siswa masuk barak militer tersebut.

Meskipun Dedi tidak menyebutkan jelas siapa yang dia maksud.

Dia menjelaskan bahwa ada pengamat yang datang meninjau barak militer siswa.

Lalu diumumkan di TV bahwa ada siswa di barak militer yang jatuh sakit.

"Ada orang menjadi pengamat berkunjung ke barak ada yang sakit bukan dibawa ke dokter, diumumin di TV," katanya,

"Itu ada yang sakit, anda bilangin ke pelatih !, kan dokter ada," ujarnya.

Seharusnya, kata Dedi, segera tolong atau laporkan ke petugas kesehatan.

"Naha ari Euceu ?, Euceu sekolah jadi dokter cuma bisa gitu aja, padahal digaji sama negara," ujarnya.

"Yang sakit mah cepat tolongin, Iroh !, bukan diumumin di TV," sambung Dedi.

Dedi menjelaskan alasan kenapa dia menceritakan hal tersebut.

Dia khawatir ke depan pejabat menjadi takut membuat gebrakan sehingga ketika ada masalah di masyarakat cuma bisa dibiarkan.

"Kenapa saya ngomong seperti ini ?, karena nanti akan ada pemimpin-pemimpin yang tidak berani mengambil tindakan karena takut, ada risiko. Akibatnya, dibiarkan," ungkap Dedi.

KPAI Tak Yakin Cara Dedi Mulyadi Ampuh

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menjelaskan bahwa dia sudah membawa kajian-kajian terkait siswa dididik masuk barak militer.

Termasuk diantaranya kajian yang berasal dari Amerika Serikat.

"Banyak juga kajian yang kami baca termasuk di Amerika," kata Jasra dikutip dari Youtube CNN Indonesia.

"Memang dengan waktu singkat memang ada perubahan, anaknya patuh, ada kesadaran," sambung Jasra.

Namun untuk jangka panjang, kata Jasra, masih menjadi kekhawatiran KPAI.

"Tapi waktu yang jangka panjang ini yang jadi tantangan kita yang saya kira ini butuh kolaborasi kita bersama agar perubahan perilaku yang positif itu sampai usia anak menjelang 18 tahun," ungkapnya.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini