Jadi, hanya orang yang akan melaksanakan kurban saja yang dianjurkan untuk tidak memotong kuku dan rambut.
Lantas, kapan umat Muslim yang ingin berkurban bisa potong kuku dan rambut?
Larangan potong kuku dan rambut dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurban disembelih, tepatnya pada 1-10 Zulhijah.
Dengan kata lain, hari ini sampai hewan kurban disembelih nanti umat Muslim yang ingin berkurban dilarang potong kuku dan rambut.
Larangan ini bertujuan agar orang yang berkurban ikut merasakan sebagian dari ritual haji, khususnya saat ihram, sebagai bentuk solidaritas spiritual.
Tujuan dilarang potong kuku dan rambut
Ustaz Adi Hidayat menyebut larangan potong kuku dan rambut sebelum kurban ada dalam hadist yang sahih.
مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ
Artinya: “Siapa saja yang ingin berkurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berkurban.”
Baca juga: Niat Puasa Arafah Jelang Idul Adha 2025, Lengkap Keutamaan Besar Jika Dilakukan
"Jika Anda berkeinginan kurban, maka jangan sekali-kali memotong atau menyentuh kuku dan rambut yang melekat pada tubuh," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Rupanya bukan tanpa tujuan larangan potong kuku dan rambut sebelum kurban.
Para ulama menafsirkan larangan potong kuku dan rambut ini memiliki keistimewaan.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan rambut dan kuku adalah bagian tubuh yang banyak melakukan perbuatan dosa.
Rambut dan kuku ini yang nantinya akan menjadi saksi di akhirat, terkait ibadah yang dilakukan seorang muslim.
Padahal Allah berkenan mengampuni dosa orang yang melakukan kurban.