"Ke depan tidak boleh terjadi lagi Pak Dahnil gendong jemaah. Harus betul-betul dimitigasi," ujarnya.
Sementara itu, Dahnil Aznar menjelaskan, momen dirinya menggendong jemaah lansia itu terjadi di Mina.
Baca juga: Momen Haru Jemaah Haji Tertua di Bogor Berangkat ke Tanah Suci, Jerih Payah 70 Tahun Nabung Terbayar
"Ini situasi tadi sore saya berkeliling di Mina dan melihat jemaah kita yang melempar jumroh, sepanjang jalan saya dan rombongan sedang berjalan, di kanan kiri banyak lansia yang tidak sanggup untuk berjalan," jelas Dahnil.
Para lansia itu, kata dia, meminta tolong untuk dibantu karena sudah tidak sanggup lagi berjalan.
"Kemudian sakit dan minta tolong dengan kita. Tentu saya dan kawan-kawan di situ karena ada keterbatasan alat-alat, kemudian saya dan teman-teman berinisiatif untuk membantu beberapa lansia," tutur dia.
Dahnil juga mengatakan bahwa saat itu bukan hanya dirinya yang membantu para jemaah, tapi rombongan lainnya juga.
"Teman-teman yang bertugas juga membantu ibu-bapak lansia, agar bisa digerakkan menuju Mina setelah melempar jumroh," ucapnya.
Menurut Dahnil, situasi seperti itu juga banyak ia temukan di Arafah, saat jemaah sudah tiba di tenda.
"Di Arafah juga banyak jamaah yang sudah tiba tapi belum dapat konsumsi," kata Dahnil lagi.
Ia pun mengoreksi terkait beban kerja para petugas dan pembagian tugas yang tidak merata.
"Karena yang terjadi itu, pada high season teman-teman tidak ada, kemudian pada low season baru ada," ucapnya.
Baca juga: Cerita Pilot Bertemu UFO Saat Bawa Jamaah Haji, Kondisi di Dalam Pesawat Tiba-tiba Dingin
Dahnil juga meminta agar para petugas haji bisa menjalankan tugasnya, bukan malah nebeng menjadi jemaah haji.
"Petugas dari daerah banyak yang harus dikoreksi, jangan sampai ada petugas haji yang nebeng jadi jemaah haji, nanti kita perbaiki," ungkapnya.
Bahkan ke depan, ia menyarankan agar petugas haji dilatih kedisiplinan ala militer agar siap kuat fisik di Tanah Suci saat membantu para jemaah.
"Ke depan petugas haji harus punya semangat dan stamina tinggi, karena sebagian besar kerja fisik. Kami ingin pastikan petugas haji dipimpin ‘militeristik’, komandonya jelas, dilatih dengan tingkat kedisiplinan tinggi, dan bukan hanya dibekali 3-4 hari," katanya.
"Kami sediakan balai diklat khusus petugas haji, agar mereka bisa jadi tim yang solid dan komandonya jelas. Jadi seperti pasukan khusus petugas haji," tambah Dahnil.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t