TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kota Bogor menjadi tuan rumah kegiatan internasional, Capacity Building for Like-Minded Countries: Sustainable Coffee and Cacao.
Kegiatan ini diikuti oleh 36 partisipan dari 16 negara hingga 21 Juni 2025.
Sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di Jakarta dan Lampung pada 13–17 Juni 2025.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyampaikan bahwa menjadi tuan rumah kegiatan internasional menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kota Bogor, terutama untuk memperkenalkan potensi agrikultur dan memperluas kerja sama global.
“Ini sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi kami untuk menjadi tuan rumah, bagian dari program ini. Kopi dan kakao bukan hanya komoditas, tapi juga simbol ketahanan ekonomi dan identitas banyak negara Global South,” ujar Dedie Rachim.
Ia juga mengajak para delegasi untuk mengeksplorasi Kota Bogor, mulai dari kekayaan komoditas lokal hingga fasilitas edukasi dan riset, yang semuanya mendukung pengembangan agrikultur berkelanjutan.
“Bogor memiliki komitmen kuat terhadap urban agriculture dan pendidikan inklusif. Kami harap peserta dapat merasakan langsung potensi yang kami miliki, termasuk dalam riset kopi dan kakao,” tambahnya.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Masyarakat Agromaritim Univeritas IPB, Ernan Rustiadi, menjelaskan bahwa Bogor memiliki sejarah panjang sebagai pusat pertanian dan riset agrikultur nasional.
“Banyak produk agrikultur Indonesia, seperti kopi, kakao, dan minyak sawit bermula dari riset di Kebun Raya Bogor. Oleh karena itu, Kota Bogor mendeklarasikan diri sebagai Science Creative City,” ujar Ernan.
Ia juga menyebutkan bahwa kopi lokal dari Bogor, seperti Kopi Cibulao, bahkan pernah meraih penghargaan kopi terbaik se-Nusantara pada tahun 2016, menjadi bukti potensi yang dimiliki daerah ini.
Sementara itu, Jossue, salah satu peserta dari Guatemala, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan kegiatan ini dan keramahan masyarakat Kota Bogor.
“Kegiatan ini sangat penting, karena dunia terus berubah, tapi masih sedikit pergerakan dari sisi produsen. Indonesia sebagai produsen besar kopi dan kakao sudah mengambil langkah tepat untuk berpartisipasi dalam hal ini, dan Kota Bogor sebagai salah satu tuan rumahnya juga telah mengambil langkah yang tepat,” ungkapnya.
Jossue juga membagikan pengalamannya saat menyerahkan cinderamata berupa cokelat dari Guatemala kepada Dedie Rachim.
Hal tersebut kemudian diterima dengan baik oleh Dedie Rachim dan ia turut menerima cinderamata berupa kopi bubuk serta totopong iket sebagai bentuk terima kasih.
“Saya harap kegiatan ini bisa membuka kerja sama antarnegara untuk saling mengembangkan dan mempromosikan kopi serta kakao secara global,” tutup Jossue.