"Sejauh ini sudah ada, tapi belum datang ke rumah, baru berhubung. Kemarin dari Dubai sama Jerman," akui Ridawati.
Tak hanya itu, pihak dari Dubai dan Jerman juga mengaku hendak mengenal lebih dalam budaya pacu jalur di Kuantan Singingi.
"Mau ketemu langsung sama Dika, terus mau lebih tahu lagi budaya Singingi, budaya pacu jalur," sambungnya.
Respon pemerintah
Sementara itu keviralan Dika di mata dunia berkat pacu jalur turut disorot oleh pemerintahan daerah.
Kepala dinas pariwisata Provinsi Riau, Roni Rahmat tampak bersyukur saat mengetahui sosok Dika viral.
"Alhamdulillah, ini keberkahan Dika. Sebenarnya Dika lain banyak, cuma Tuhan memberikan anugerah ke dia mungkin, karena dia yang viral. Karena 200 lebih jalur yang ikut setiap tahun, itu punya Dika lainnya. Alhamdulillah rezeki orang siapa yang tahu," ungkap Roni Rahmat.
Adapun terkait olahraga pacu jalur, Roni menjelaskan secara singkat.
Ternyata olahraga pacu jalur sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Riau.
"Ini sejak tahun 1700-an, sejak zaman Belanda untuk memeriahkan ulang tahun ratu Wilhelmina, diteruskan setiap merayakan ulang tahun kemerdekaan republik Indonesia, habis 17 Agustus, diadakan pacu jalur, sampai sekarang setiap tahun, tahun ini tanggal 20-24 Agustus akan diselenggarakan pacu jalur," pungkas Roni Rahmat.
Perihal rincian olahraga pacu jalur, Roni mengurai penjelasan.
Bahwa olahraga pacu jalur cuma boleh diikuti oleh warga lokal yang rumahnya dialiri Sungai Kuantan.
"Pacu jalur ini adalah lomba jalur yang diadakan dan ini yang ikut adalah jalur-jalur yang berasal dari desa-desa yang dilewati aliran sungai Kuantan atau Indragiri, itu yang diperbolehkan. Di Kabupaten Kuantan Singingi ada yang tidak dialiri sungai, tidak boleh ikut. Bukan negara mana ikut, tapi warga lokal desa tersebut," imbuh Roni.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google NewsÂ
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t