Gelagat Danton Atasan Prada Lucky Dicurigai Eks Kabais: Gigit-gigitan Itu Hal Biasa, Tapi Diawasi

Penulis: Naufal Fauzy
Editor: Naufal Fauzy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PRAJURIT TEWAS - Foto mendiang Prada Lucky. Gelagat atasan Prada Lucky Chepril Saputra Namo sebelum kejadian tragis dicurigai oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Ponto.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gelagat atasan Prada Lucky Chepril Saputra Namo sebelum kejadian tragis dicurigai oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Ponto.

Purnawirawan berpangkat terakhir Laksaman Muda ini mempertanyakan sikap atasan ketika dugaan penganiyaan yang kemudian menimbulkan korban jiwa.

"Tanggung jawab atasan, kalau ini peleton, komandan peletonnya juga harus mendapatkan hukuman, karena apa ?, beliau tidak memperhatikan anak buahnya," kata Soleman dikutip dari Youtube Metro TV.

Menurut mantan perwira tentara setara jenderal bintang dua ini, perlindungan kepada anak buah itu harus ada.

Sebab budaya pentaatan atau perpeloncoan di militer sudah menjadi budaya.

Baca juga: Ternyata Prada Lucky Sempat Bocorkan Alasan Aneh Dianiaya Senior TNI, Almarhum Curhat Pilu ke Kakak

Tapi jangan sampai melewati batas sampai menimbulkan korban.

Sehingga perlu adanya pengawasan dari atasan agar hal yang tidak diingikan menimpa prajurit.

"Dengan ini saya sudah menilai bahwa atasannya tidak mengawasi dengan baik, sehingga akibatnya terjadilah seperti ini, ini seharusnya sudah menjadi alarm bagi militer supaya diperhatikan," katanya.

"Apakah ini dari recruitmennya, apakah pengawasan ke dalam, ini sudah harus diperhatikan. Kalau tidak, akan terjadi balas dendam terus menerus, apalagi itu orang tuanya dari militer juga," kata Soleman.

Dia mengatakan bahwa militer ini keras, maka hukuman di balik kejadian dugaan penganiayaan oleh senior korban ini harus keras.

Baca juga: Beda Nasib dengan Prada Lucky, Eks Kabais Ungkap Pengalaman Dipelonco Dulu: Tapi Ini Kelewat Batas

"Kalau hukumannya hukum-hukuman, ya kita akan memelihara macan yang bisa menggigit siapa saja nanti," ujarnya.

Dia menyayangkan hal yang menimpa Prada Lucky bisa terjadi, padahal sudah susah payah korban ikut seleksi, dilatih sampai dilantik, namun malah tewas di tangan sesama.

Menurutnya ini harus dievaluasi kembali dan juga menjadi peringatan untuk para pemimpinnya.

Dalam kasus Prada Lucky, mulai dari atasannya yang paling dekat.

KEMATIAN PRADA LUCKY - Foto Mantan Kabais Soleman dan Prada Lucky Namo. Menyoroti tewasnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto mengatakan bahwa perpeloncoan di TNI sudah seperti budaya dari dulu. (Kolase Kompas TV, Metro TV)

"Yang paling deket, komandan peleton itu yang paling deket dengan mereka-mereka prada-prada ini, komandan peleton," ujarnya.

"Jadi di sini saya melihat komandan peleton tidak mengawasi sekali, sehingga sesama anak buah ini saling gigit-gigitan, kalau diawasi mereka tidak akan gigit-gigitan. Gigit-gigitan seperti ini adalah hal yang biasa memang, tetapi harus ada pengawasan, harus ada batas," imbuhnya.

Terpisah, ibu korban, Seprina Paulina Miprey menuntut keadilan atas kematian putranya itu yang ternyata baru dua bulan dilantik menjadi tentara.

Seprina terpukul karena anaknya itu sudah delapan kali tes masuk TNI baru lolos, namun malah pulang tinggal jasad secara sia-sia.

Baca juga: Nasib Miris Prada Lucky Namo, Disiksa Senior Sampai Tewas, Almarhum Malah Diminta Sadar Diri

"Saya seorang ibu, saya minta keadilan, saya pu anak sudah mati sia-sia. Mati di medan perang saya terima, itu tugas dia bela negara, ini mati sia-sia di tangan seniornya. Proses mereka ! , pecat !, bila perlu hukuman mati !," ungkapnya.

Sementara itu Sub Denpom IX/1-1 Ende terus menyelidiki kasus dugaan penganiayaan terhadap Prada Lucky Namo, anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere yang meningal dunia Rabu (6/8/2025) lalu.

Saat ini, pihak Sub Denpom IX/1-1 Ende telah melakukan serangkaian pemeriksaan dan memintai keterangan dari anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere lainnya yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan yang cukup menghebohkan tersebut. 

"Intinya kami lagi bekerja biar cepat selesai dalam kasus penyidikan, yang jelas kalau ada yang berbuat kan pasti bertanggungjawab," jelas Dansub Denpom Ende, Kapten CPM Stefanus Kopong Ola, Sabtu (9/8/2025) dikutip dari POS-KUPANG.COM.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkini