Ternyata kebaikan Dea itu membuat peneror misterius tersebut marah.
Peneror itu lalu meminta Dea untuk menjauhi orang yang dulu dibantunya.
Padahal kata Yuli, Dea dengan orang yang ditolongnya itu tidak terlalu dekat.
"Tiba-tiba dia (Dea) dapat ancaman. Dulu kan dia (Dea) pernah menolong orang untuk bekerja di pariwisata. Enggak tahu masalahnya apa, anak saya disuruh menjauhi itu orang, padahal sebatas teman karena dia (Dea) cuma menolong," cerita Yuli.
Jejak pelaku di TKP
Peristiwa tewasnya Dea pertama kali diketahui oleh pembantunya.
Fakta tersebut diungkap oleh tetangga dekat Dea, Salbiah.
Kepada awak media, Salbiah menceritakan detik-detik saat Dea dibunuh sosok misterius.
Mulanya pada Selasa pagi, Salbiah sempat bertemu dengan Dea saat hendak belanja.
"Tadi sekitar jam 10 saya mau beli sayur, bu Dea juga mau keluar mau belanja. Ketika jam 11 lebih saya pulang, bu Dea juga pulang. Berturut-turut mungkin bu Dea dulu baru saya," ujar Salbiah.
Setelah itu, Salbiah kembali bertemu Dea yang sedang makan.
Kala itu kata Salbiah, cuaca sedang mendung mau turun hujan.
"Selang itu, saya ketemu di bawah, dia (Dea) lagi makan. Saya sapa 'bu lagi makan?". (Kata Dea) 'iya bu sini, saya mau buru-buru ini mau hujan. Saya jemuran juga banyak'. Saya terus turun ke bawah," kata Salbiah.
Tak berselang lama, Salbiah terkejut dengan teriakan pembantu Dea yang mengabarkan soal peristiwa pembunuhan.
"Pembantunya dari atas lari ke sini (bilang) 'ibu, ibu, bu Dea dibunuh'. Kita juga kaget ya kita langsung pada ke atas semua," imbuh Salbiah.
Langsung ke TKP guna melihat kondisi Dea, Salbiah tersentak.