Sebab ia bersaksi melihat sendiri adanya memar-memar yang cukup banyak di jasad korban.
"Betul, memar-memarnya banyak," kata Meta Bagus yang disampaikan kepada Anjas Asmara melalui DM Instagram.
Namun, keluarga Arya Daru di Yogyakarta tak sepenuhnya puas oleh kesimpulan penyebab kematian yang disebut mengakhiri hidup.
"Kami sangat yakin adik saya tidak mengakhiri hidupnya sendiri," tutur Meta Bagus.
Ia juga tak yakin dengan hasil autopsi yang menyatakan adanya temuan CTM.
Sebab setahunya, Arya Daru tidak memiliki riwayat alergi yang membuatnya harus mengonsumsi CTM sebelum kematian.
"Padahal adek saya tidak punya riwayat alergi. Ibu kandung dan Pita juga bilang tidak punya alergi," katanya.
Meta curiga, jumlah kandungan CTM di sejumlah organ tubuh Arya Daru sangat banyak.
Apalagi, Arya Daru sempat banyak beraktivitas sebelum ditemukan meninggal, di antaranya belanja di mal dan naik ke rooftop Kemenlu.
"Apakah mungkin orang yang lagi pening dan alergi masih sempat belanja? Aneh nggak?," kata Anjas Asmara.
"Dia juga sempat ke rooftop, hari itu juga dia kerja," sambungnya.
Melansir Klik Dokter, zat aktif yang menjadi kandungan CTM, bekerja dengan memblokir zat alami tertentu di dalam tubuh (histamin) yang menyebabkan reaksi alergi, sehingga membuat reaksi alergi berkurang.
Jika dikonsumsi melebihi dosis anjuran, dapat menimbulkan gejala apnea, kejang, reaksi distonik, dan kolaps kardiovaskular selama aritmia.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t