Pelaku pun menjawab tidak apa-apa dia mengirim uang Rp 1.010.000.
Nanti, korban tinggal mentransfer balik sebesar Rp 1.000.000.
“Nah di dalam itu kan kalau scan itu berarti dia kirim kan, terus udah kan. Dari situ aku kok ngerasa aneh, akhirnya aku cek, saldo aku kepotong Rp 1.010.000,” tutur korban.
Baca juga: 6 Ciri WhatsApp Diretas Ini Sering Tak Disadari Pengguna, Waspada Jika Baterai dan Kuota Cepat Habis
Penjelasan pakar soal penipuan modus QRIS
Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya menyebut, pelaku menggunakan modus penipuan QRIS Transfer.
Dia mengungkapkan ada dua metode dalam QRIS, yakni QRIS Bayar dan QRIS Transfer.
“Bedanya kalau QRIS Bayar, kita scan QRIS dari penjual, bisa QRIS statis (nominal pembayaran bisa diatur) atau QRIS dinamis (nominal sudah tertera dalam pembayaran),” kata dia kepada Kompas.com, Senin (7/7/2025).
“Kalau QRIS Transfer, kita scan QRIS dari pengguna QRIS yang lain dan akun kita terdebet (langsung). Terdebet artinya akun kita ditarik dananya,” sambungnya.
Alfons mengatakan, modus itu dilakukan dengan pertama-tama pelaku membuat QRIS di mobile banking-nya sendiri dengan menentukan nominal tertentu.
Setelah itu, penipu mengaku sebagai karyawan ekspedisi untuk menghubungi korban dan memberikan QRIS tersebut.
“Maka akun yang melakukan scan akan melakukan transfer sebesar nominal yang dimasukkan (yang telah ditentukan oleh pelaku,” ucap Alfons.
Sementara untuk kemungkinan penipu bisa mendapatkan data korbannya, yaitu dengan menyamar sebagai penjual di TikTok.
Caranya adalah dengan melakukan penjualan barang murah yang banyak diminati masyarakat secara umum.
Sehingga sejak awal penjualan itu sudah ditujukan untuk memulai aksi penipuan.
“Ketika korbannya membeli, ia akan mendapatkan data korbannya seperti nomor WhatsApp,” ujar Alfons.
Baca juga: Waspadai Akal-akalan Hacker, Begini Cara Deteksi Akun WhatsApp Anda Disadap atau Tidak
Dia menilai bahwa korban yang memang membeli barang murah dari TikTok tentunya tidak curiga dan mudah percaya.