Namun karena kurang teliti, maka dia tertipu dengan rekayasa sosial tersebut dan saldo rekeningnya ditarik oleh pelaku.
“Sebenarnya ketika kita scan dan muncul pop up-nya, maka ada informasi apakah kita terima uang atau bayar uang,” tutur Alfons.
“Jadi memang harus ekstra hati-hati ketika melakukan scan QRIS,” imbuhnya.
Alfons mengimbau agar masyarakat bisa lebih berhati-hati setiap kali melakukan transaksi terhadap barang-barang murah di media sosial atau e-commerce.
Masyarakat juga harus lebih berhati-hati kepada siapapun yang menghubungi, apalagi yang hingga meminta scan kode QR atau data, serta menjalankan aplikasi, dan hal-hal lainnya.
"Karena transaksinya rentan digunakan untuk rekayasa sosial," pungkas Alfons.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Penipuan dengan Modus QRIS Transfer via WhatsApp, Ini Kata Pakar"