Kemudian di bagian samping luar klenteng, terdapat Makam Mbah Imam yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di wilayah Bogor.
Pada bilik yang lain, terdapat dua patung macan yang dibalut kain hitam, dianggap sebagai jelmaan Prabu Siliwangi.
Menurut Bram, patung ini melambangkan kegagahan, kejujuran, dan keberanian dari Prabu Siliwangi, Sri Baduga Maharaja.
Kemudian ada pula Yoni untuk persembahan zaman masyarakat Pajajaran.
Lalu ada patung kura-kura berdasarkan mitologi orang Tionghoa yaitu keuletan, ketekunan, dan panjang umur.
Rutin Adakan Pengajian dan Ziarah
Pan Kho Bio tidak hanya digunakan oleh pemeluk agama Budha dan Konghucu.
Uniknya, di sini juga dipakai sebagai tempat ziarah, menyelenggarakan pengajian rutin, dan perayaan hari besar umat Muslim.
Pan Kho Bio digunakan sebagai tempat peribadatan warga Tionghoa yang menganut aliran Tao, Khong Hucu, dan Budha.
Tidak hanya sebagai peribadatan orang Tionghoa, klenteng ini juga kerap digunakan oleh umat Muslim untuk tawasulan di ruang ziarah dan kegiatan keagamaan lainnya.
Pasalnya di sini terdapat dua batu besar yang diyakini sebagai tempat petilasan dua tokoh penyebar agama Islam.
Tentang Dewa Pan Kho
Dewa Pan Kho menjadi tuan rumah dan yang tertinggi di klenteng ini.
Dewa Pan Kho oleh masyarakat Tionghoa sebagai Sang Kreator Alam Semesta.
Mulanya terdapat kegelapan dan kekacauan dimana-mana.