Perdebatan Risma dengan Orang Tua Santri Ponpes Al Khoziny, Ngotot Tak Evakuasi dari Bagian Atas

Perdebatan Risma dengan Orang Tua Santri Ponpes Al Khoziny, Ngotot Tak Evakuasi dari Bagian Atas

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TikTok iNews/Dok SAR
PONPES AMBRUK - Mantan Menteri Sosial Tri Rismaharini (KIRI). Petugas berusaha evakuasi korban (KANAN). Perdebatan Risma dengan Orang Tua Santri yang Anaknya Terjebak di Ponpes 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Video mantan Menteri Sosial Tri Rismaharini berdebat dengan orang tua santri Pondok Pesantren Al Khoziny menjadi viral di media sosial. Risma berusaha menenangkan orang tua yang khawatir akan keselamatan anaknya yang masih terjebak reruntuhan bangunan.

Mereka memaksa petugas untuk mempercepat proses pencarian santri yang masih terjebak.

Bangunan Ponper Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur ambruk menimpa santri saat sedang shalat ashar pada Senin (29/9/2025).

lihat fotoBANGUNAN PONPES AMBRUK - Proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran Sidoarjo, Senin (29/9/2025).
BANGUNAN PONPES AMBRUK - Proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran Sidoarjo, Senin (29/9/2025).

Proses pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini.

Tri Rismaharini sebagai Ketua Bidang Penanggulangan Bencana DPP PDI Perjuangan, datang ke Ponpes Al Khoziny , Buduran, Sidoarjo.

Mengenakan kemeja cokelat muda dengan helm merah, Risma tampak didesak orang tua santri.

Ia pun sempat berdebat dengan orang tua santri.

"Itu lho pak, tolong pak, ini kita harus ambil keputusan bersama, gak bisa orang per orang karena di dalamnya juga ada petugas, petugas itu ada di bawah pak," kata Risma dikutip dari TikTok iNews.

Risma menegaskan petugas berusaha masuk ke dalam reruntuhan bangunan dengan cara membuat terowongan.

"Mereka buat terowongan itu masuk ke dalam," katanya.

Namun penjelasan Risma justru dibantah.

"Pak, pak gak bisa," kata Risma.

Baca juga: Kesaksian 2 Santri Terkubur Reruntuhan Ponpes di Sidoarjo, 3 Hari Tertidur Tak Sadar Mushola Roboh

Mereka berkukuh harusnya petugas melakukan evakuasi korban dari bagian atas reruntuhan.

"Kalau dari atas bisa bu," katanya.

Menurut Risma cara tersebut sudah coba dilakukan petugas, namun tidak berhasil.

"Pak, pak mereka (petugas) sekolah semua. Itu kemarin sudah dicoba, begitu diambil satu, langsung 'trek'," kata Risma.

Baca juga: Suasana Ponpes Tempat Santri Tewas Dianiaya Teman Sendiri di Bogor, Siswanya Hampir 1.000 Orang

Sayangnya penjelasan Risma tak bisa diterima orang tua santri.

"Ndak, saya teman saya yang nganu itu bu," katanya ke Risma.

"Habis yang hidup," kata Risma.

Risma bahkan sempat putus asa menghadapi argumen orang tua santri yang mendesak petugas mempercepat proses evakuasi.

"Ada ahlinya," timpal petugas lain.

Orang tua khawatir para santri yang masih hidup di reruntuhan tidak bisa bertahan hidup jika menunggu proses yang terlalu lama.

"Kalau tiga hari sampai mati di dalam," kata orang tua.

Risma meyakinkan mereka bahwa korban yang terjebak di dalam mendapat asuman air dan makan dari dokter.

"Ndak pak, dokter itu, dalam itu masih ngomong pak. Dokter pak ngasih makan, ngasih minum dari luar," kata Risma.

Sampai dengan Jumat (3/10/2025), petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudag mengevakuasi 104 orang. 

7 orang dinyatakan meninggal dunia.

Kini petugas sedang berusaha mencari sekitar 56 orang di dalam reruntuhan bangunan.

Kepala Subdirekturat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer mengatakan Tim SAR Gabungan bersama ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, sudah mengalisis penyebab runtuh.

"Konstruksi bangunan yang utamanya empat lantai kemudian akibat ini jatuhnya adalah kegagalan konstruksi. Kemudian berubah menjadi tumpukan atau pancake model," katanya.

Ia menjelaskan struktur bangunan pancake mengacu pada jenis reruntuhan progresif, lantai bangunan runtuh secara vertikal dan bertumpuk akibat kegagalan elemen menahan beban.

"Sehingga pada saat posisi gravity of center yang ada di posisi tengah ini menutup akses, maka akses di sebelah tertutup sama sekali karena sudah sama-sama flat dengan lantai dasar," katanya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved