Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Sisi Lain Bogor

Sejarah Mata Air Ciburial Bogor, Pasok Air ke Batavia di Era Belanda, Kini Jadi Cagar Budaya

Sebelum dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan Pemkab Bogor, mata air ini sudah digunakan pada zaman Belanda.

|
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Tsaniyah Faidah
Kolase Delpher.nl, Pemkab Bogor
MATA AIR CIBURIAL - Penampakan bangunan zaman Belanda di kawasan mata air Ciburial, Ciomas, Kabupaten Bogor dan surat kabar tahun 1918 yang memberitakan soal mata air Ciburial tersebut. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Mata Air Ciburial merupakan kawasan yang kini ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah setelah memiliki sejarah panjang dan masih memiliki bangunan-bangunan era kolonial.

Kawasan Mata air Ciburial ini terletak di Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Sebelum dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan Pemkab Bogor, mata air ini sudah digunakan pada zaman Belanda.

"Sejarah Ciburial ya dikelola pada 1922 oleh Belanda," kata tokoh masyarakat setempat, Agus Salim kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).

Dia menjelaskan bahwa mata air Ciburial ini pernah digunakan Belanda selain untuk ke Bogor, juga memasok air ke Batavia atau sekarang jadi Jakarta.

Kemudian sempat dikelola oleh PDAM Jaya DKI Jakarta, lalu kini telah dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.

Dia berharap kawasan mata air ini dirawat dengan baik oleh pemerintah yang kini sudah menetapkannya sebagai cagar budaya.

"Menurut saya ini anugerah Allah ya, harus dipelihara ya, jangan sampai ada pengrusakan dan jangan lupa untuk selalu bersyukur," ungkapnya. 

Diketahui, mata air Ciburial ini masuk kawasan cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Nomor 400.6/113/Kpts/Per-UU/2025 ditandatangani oleh Bupati Bogor dan Wali Kota Bogor pada 16 Agustus 2025 lalu.

Di dalam kawasan mata air ini masih ada peninggalan era Belanda berupa kelder air mancur atau atau pos air yang membagi pasokan air bersih untuk Istana Merdeka Jakarta dan Istana Bogor.

Sejarah Era Belanda

Berdasarkan surat kabar Bataviaach Nieuwsblad edisi 3 Oktober 1918, pengelolaan mata air Ciburial Bogor sempat melewati masa negosiasi yang alot.

Yaitu negosiasi antara Pemerintah Kota Batavia dan pemilik kawasan mata air yang merupakan lahan pribadi.

Negosiasi itu disebutkan berjalan alot hingga memakan waktu lima tahun sejak tahun 1913.

Sebab Pemkot Batavia awalnya ingin membeli area mata air Ciburial itu termasuk lahan kosong untuk jalan di sekitarnya seharga 300.000 Gulden, yang mana angka itu pun sudah dianggap terlalu tinggi.

Namun pemilik lahan justru mematok dengan harga Rp 750.000 Gulden, sehingga negosiasi berjalan alot bertahun-tahun.

Dalam surat kabar itu juga dijabarkan bahwa mata air Ciburial diperlukan untuk mengatasi kebutuhan tambahan pasokan air di Kota Batavia.

Dijelaskan pula bahwa hasil pengukuran saat itu, mata air Ciburial menghasilkan air 500 liter per detik.

Mata air ini dulu oleh oleh Pemkot Batavia selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, juga dianggap mengandung air berkualitas yang sangat baik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved