Info UMKM Bogor
Keren! dari Tanaman Sorghum yang Hampir Punah, Bisa Jadi Bisnis Tambiyaku Menguntungkan di Bogor
Tambiyaku di Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang menjadi poinir produk berbahan dasar sorghum di Indonesia.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, GUNUNG PUTRI – Pernah dengar tanaman sorghum? Eits, jangan buru-buru bilang nggak tahu dulu!
Si kecil yang satu ini ternyata punya potensi besar banget buat jadi bahan makanan sehat dan bahkan bisa jadi ladang bisnis yang menjanjikan.
Soughum sendiri adalah tanaman lokal serba guna. Uniknya, tanaman ini memiliki banyak keunggulan dibanding bahan pangan lain.
Selain bebas gluten, sorghum juga kaya nutrisi, punya indeks glikemik rendah, mengandung serat tidak larut air atau serat kasar dan serat pangan,
Di tengah tren makanan cepat saji yang makin merajalela, masih ada loh brand lokal yang tetap konsisten ngolah bahan alami seperti sorghum jadi olahan makanan sehat dan kekinian.
Salah satunya Tambiyaku di Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang menjadi poinir produk berbahan dasar sorghum di Indonesia.
Jumlah sorghum yang semakin sedikit setiap tahunnya, membuka peluang bisnis bagi Muhammad Bayu Hermawan.
Ia mulai meristis bisnis Tambiyaku pada tahun 2016, yang berupaya menghasilkan produk-produk dari tanaman sorghum dan telah berhasil ekspor hingga ke Amerika.
Tambiyaku adalah produk bahan dan olahan makanan dari bahan pangan alternatif yakni Sorghum, tanaman serbaguna yang menjadi makanan pokok penting beberapa wilayah di Asia dan Afrika.
Menariknya, nama “Tambiyaku” yang menjadi branding bisnisnya diambil dari bahasa Dayak yang berarti “Nenekku”. Nama ini dipilih langsung oleh Bayu.
“Tambiyaku itu dari bahasa Dayak yang artinya nenekku, jadi dulu waktu kecil dikenalin kudapan dari sorghum sama nenek, sering banget makan kudapan itu, ketika aku sudah gede aku cari sorghumnya, ternyata tanaman ini hampir punah dari sinilah aku punya rasa empati untuk menghidupkan kembali potensi lokal yang ada” Jelas Bayu.
Awal Kenal Sorghum dari Kudapan Buatan Nenek
Saat masa kecilnya, Bayu sudah dikenalkan dengan sorghum dari neneknya.
Ia menyebut neneknya suka membuat kudapan yang terbuat dari sorghum.
Namun ketika beranjak remaja, ia mengetahui tanaman sorghum sudah hampir punah.
Baca juga: Berawal dari Tanah Liat, Imah Keramik Bogor Kini Jadi UMKM Kreatif yang Mendunia dari Kota Hujan
“Dari awal kenal sorghum itu dari nenek, karena dulu nenek suka buat kudapan dari bahan sorghum, ketika saya beranjak remaja ternyata sorghum sudah hampir punah,” ucapnya.
Melihat hal itu, bayu terketuk rasa empatinya untuk membudidayakan kembali keberadaan sorghum. Ia mulai melakukan riset mengenai tanaman sorghum dari tahun 2015.
“Untuk risetnya saya lakukan sendiri, mulai dari cara menanam dan membajaknya. Semuanya saya lakukan sendiri,” jelas Bayu.
Produk yang di hasilkan dari Tanaman Sorghum
Tanaman sorghum yang tadinya hampir punah, kini berhasil menjadi berbagai jenis varian produk makanan sehat yang menguntungkan.
Jenis produknya dibagi menjadi dua kategori, yang pertama ada produk bahan makanan seperti beras sorghum, tepung protein, gula sorghum, gula cair sorghum dan kecap sorghum.
Lanjut, yang kedua ada produk olahan makanan seperti cookies sorghum original, cookies sorghum choco almond, popped sorghum, popped sorghum gochujang.
Kisaran harga per-pcs produknya mulai dari Rp.15.000 hingga Rp.30.000.
Dengan harga yang sangat terjangkau dan affordable siapa pun bisa merasakan produk tambiyaku ini, dan cocok banget jadi bahan pangan kebutuhan sehari-hari bagi customer yang sedang menerapkan pola hidup sehat.
Dari rasa empati Bayu yang ingin mengembalikan sorghum hingga membuka bisnis Tambiyaku, kini ia bisa meraih omzet berkisar sekitar 3 miliar dalam pertahun.
“Untuk omzet pertahun dari bisnis Tambiyaku Sorghum itu kita berkisar sekitar 3 miliar,” ucap Bayu.
Kerja Sama dengan MasterChef dan artis pesohor
Tambiyaku sorghum ini juga sempat bekerja sama dengan acara Grand Final MasterChef pada tahun 2020, dan beberapa artis ternama seperti Baim Wong dan Ade Rai.
Mereka mereview dan merekomendasikan produk tambiyaku melalui akun media sosial pribadi masing-masing.
Tujuannya untuk mempeluas jangkauan produk tambiyaku ke masyarakat dan orang-orang yang belum familiar dengan tanaman sorghum.
Baca juga: UMKM di Bojonggede Kabupaten Bogor Berkembang, Produk Keripik Pisang Sampai ke Pasar Provinsi
“Kami juga pernah kerja sama dengan Baim Wong dan Ade Rai, cara-cara ini kami lakukan supaya bisa mengenalkan sorghum ke masyarakat luas,” ucapnya.
Selama merintis Tambiyaku, Bayu menyebut ada tantangan yang ia rasakan. Selain soal hama yang mengganggu tanaman sorghum, kendala juga muncul dari kalangan masyarakat sendiri.
“Tantangan dalam membangun bisnis Tambiyaku yairu ekosistem sorghum masih belum banyak yang benar-benar aware karena kalau kita lihat ekosistemnya kalau bertumbuh banyak berarti punya brand banyak, sedangkan di Indonesia aja masih sedikit brand dari bahan sorghum, yang kedua masih banyak orang-orang yang belum begitu familiar dengan tanaman yang namanya sorghum sehingga perlu diedukasi” tuturnya.
Edukasi yang Bayu lakukan yaitu dengan membuat produk pangan yang dibutuhkan masyarakat terlebih dahulu. Misalnya membuat beras, tepung, bahkan pakan ternak sapi.
Berkomitmen Mempertahankan Keberlanjutan Tanaman Sorghum
Sebagai pelaku UMKM yang harus mempertahankan keberlanjutan penyelamatan lingkungan, Bayu menyebut dirinya pelaku UMKM yang telah melakukan hal tersebut.
Hal ini terlihat dari cara dan upayanya yang terus memberikan edukasi dan memperkenal sorghum ke masyarakat maupun khalayak umum.
“dari awal kami sudah komitmen untuk menyelamatkan dan mempertahankan keberadaan lingkungan, khususnya dari Tambiyaku sendiri,” tuturnya.
Selain itu, Bayu juga menjelaskan cara mempertahankan bisnis Tambiyaku.
“Cara mempertahankannya yang pasti kita ada pasar, ada manajemen, ada swa kelolanya dari hulu sampai hilir dan ekosistem,” ujarnya.
Ia pun berharap perusahaannya dapat terus tumbuh dan berkembang.
“Harapan saya ingin perusahaan terus bergerak tumbuh, berjalan dengan baik dan berkembang dan ekspansi pasif tentunya bisa memberdayakan masyarakat,” tambahnya.
(Riga Fasya Dwi Jamaludin - Politeknik Negeri Jakarta)
| Cantik dan Estetik! Batikayudewi Hadirkan Batik Kayu Pertama di Bogor, Dikenal Sampai ke Luar Negeri |
|
|---|
| Berawal dari Tanah Liat, Imah Keramik Bogor Kini Jadi UMKM Kreatif yang Mendunia dari Kota Hujan |
|
|---|
| Dari Limbah Jadi Cuan! Intip Karya Ibu-ibu Kampung Perca Bogor Ubah Sisa Kain Jadi Produk Bernilai |
|
|---|
| Dari Dapur Rumah ke Kedai Estetik, Ini Kisah Baked & Treats Bogor, Glutten Free Tapi Ramah Kantong |
|
|---|
| Kenalan dengan Madjoe Djalan, Usaha Konveksi Anak Muda Bogor yang Tembus Pasar Internasional |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/produk-tambiyaku.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.