Sejarah Tempat Cukur di Pos Bekas Belanda di Bogor, Simpan Kenangan Warga, Dulu Dipakai Orang India

Tempat cukur yang bernama 'Pangkas Rambut Rp 10.000' di sebuah bangunan pos peninggalan Belanda Jalan Paledang, Kota Bogor.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
TUKANG CUKUR DI BOGOR - Penampakan tempat cukur yang bernama 'Pangkas Rambut Rp 10.000' di sebuah bangunan pos peninggalan Belanda Jalan Paledang, Kota Bogor, Jumat (14/11/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tempat cukur yang bernama 'Pangkas Rambut Rp 10.000' di sebuah bangunan pos peninggalan Belanda Jalan Paledang, Kota Bogor rupanya menyimpan banyak kenangan bagi pelanggannya.

Sebab pangkas di lokasi itu sudah ada sejak puluhan tahun.

Bahkan tukang cukur saat ini, Bambang Syukur (53), mengaku bahwa dirinya juga tukang cukur generasi keempat di tempat itu.

"Saya belum lahir katanya udah ada pangkas rambut di sini, tahun 1971 saya lahir," kata Bambang kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (14/11/2025).

Seingat Bambang, waktu masih kecil tukang cukur di tempat tersebut merupakan seorang kakek-kakek berjanggut.

Dia pernah dibawa oleh orang tuanya ketika hendak dicukur ke tempat tersebut.

"Dulu ada abah-abah, aki-aki berjanggut di sini, ini juga kenangan saya masih kecil ini digendong di sini, saya masih kecil ada si abah itu," katanya.

Kemudian tukang cukur di pos Belanda itu berganti-ganti hingga kini giliran Bambang sendiri.

Bambang perkirakan, dirinya merupakan tukang cukur keempat di pos Belanda tersebut.

Informasi dari Ketua RW setempat, warga sekitar yang menjadi tukang cukur di tempat tersebut yang paling lama dikenal bernama Ki Saleh.

Namun beliau sudah lama wafat, diganti ke tukang cukur selanjutnya, berganti-ganti hingga kemudian kini ke Bambang.

"Kayaknya saya keempat di sini," kata Bambang.

Menurutnya, banyak warga lain juga punya kenangan sendiri di tempat cukur pos Belanda ini.

Bahkan, kata Bambang, pernah ada perempuan yang datang hanya untuk mengambil foto karena tempat cukur pos Belanda ini merupakan kenangan kakek si perempuan tersebut.

Bambang sendiri mengaku baru beberapa tahun mengisi pos Belanda tersebut menggantikan tukang cukur sebelumnya setelah Bambang sempat menjadi tukang cukur di tempat lain.

TUKANG CUKUR DI BOGOR - Penampakan tempat cukur yang bernama 'Pangkas Rambut Rp 10.000' di sebuah bangunan pos peninggalan Belanda Jalan Paledang, Kota Bogor, Jumat (14/11/2025).
TUKANG CUKUR DI BOGOR - Penampakan tempat cukur yang bernama 'Pangkas Rambut Rp 10.000' di sebuah bangunan pos peninggalan Belanda Jalan Paledang, Kota Bogor, Jumat (14/11/2025). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Cerita Pos Jadi Pangkas Rambut

Bambang mengatakan bahwa dia pernah mendengar cerita pos Belanda ini awalnya memang pos keamanan Belanda yang dijaga satu orang.

Lokasi pos ini memang berada tepat di persimpangan jalan yang hanya beberapa ratus meter dari Stasiun Paledang, Kota Bogor.

Sejak masih ada Belanda, kata dia, diceritakan bahwa tempat itu sudah beralih fungsi digunakan sebagai tempat cukur.

"Orang Belanda dulu mau cukur ke sini ke pos, kawasan ini dulu banyak rumah Belanda, ceritanya," ujar Bambang.

"Dulu yang tukang cukurnya orang India katanya," imbuhnya.

Sejak berdiri dari zaman Belanda, bangunan pos kecil ini masih berdiri hingga sekarang dengan bentuk tak banyak berubah.

Kecuali bagian atap yang pernah direnovasi karena rusak termakan usia.

Menurut Bambang, warga tidak mempermasalahkan pos Belanda ini dipakai untuk tempat cukur.

Justru itu dinilai lebih baik ketimbang dibiarkan kosong, karena sebelumnya saat kosong malah dipakai hal-hal negatif oleh orang-orang tak bertanggung jawab hingga membuat warga sekitar resah.

"Sejauh ini gak pernah ada yang ganggu, teguran, atau apa," kata Bambang.

Tempat cukur tersebut hingga kini banyak didatangi pelanggan warga Bogor hingga wisatawan karena bangunannya unik bekas Belanda serta tarifnya murah cuma Rp 10.000.

Bambang mengaku, dia juga sering melayani pelanggan wisatawan, mulai dari wisatawan lokal dari luar Bogor hingga bule wisatawan asing.

"Bule pernah, orang dari Jakarta pernah, dari Bekasi, mungkin lihat di Tiktok, wah bener Rp 10.000," kata Bambang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved