Sisi Lain Bogor

Asal Muasal Nama Jembatan Satu Duit Kota Bogor, Sudah Ada Sejak Era Kolonial Belanda

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bogor Taufik Hasunna menjelaskan, jembatan itu diperkirakan dibangun tahun 1850-1860-an.

|
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Penampakan Jembatan Satu Duit di kawasan Warung Jambu, Kota Bogor yang memiliki sejarah sejak era kolonial Belanda, Kamis (20/11/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Jembatan Satu Duit di kawasan Warung Jambu, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor rupanya punya sejarah cukup lama.

Jembatan ini merupakan salah satu akses penting di Kota Bogor.

Karena jembatan ini menyambungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Raya Pajajaran yang merupakan akses jalan utama di Kota Bogor.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Kamis (20/11/2025), di bawah jembatan ini merupakan Sungai Ciliwung.

Bentuk jembatan terbuat dari rangka baja dan di bawahnya ada seperti bangunan beton bendungan.

Sehingga aliran air yang mengalir menjadi seperti air terjun ketika melintasi kolong Jembatan Satu Duit ini.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bogor Taufik Hasunna menjelaskan, jembatan itu diperkirakan dibangun tahun 1850-1860-an.

Nama Jembatan Satu Duit ini terdengar seperti nama yang barkaitan dengan uang.

Namun sebenarnya, nama Jembatan Satu Duit awalnya sama sekali tak berkaitan dengan nama uang 'Duit'.

Justru nama awalnya di masa Belanda hanya berkaitan dengan warna yaitu putih 'Witte'.

Karena di masa kolonial, jembatan ini disebut De Witte Brug (jembatan putih).

"Karena urang Sunda lidahnya susah ucap, jadilah disebut Duit," kata Taufik kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (20/11/2025).

Kemudian untuk nama 'Satu' di nama jembatan ini konon berkaitan dengan pungutan saat dulu jembatan ini digunakan di masa kolonial.

Pedagang di masa itu dimintai pungutan satu benggol duit ketika akan melintasi jembatan.

Sehingga akhirnya, jembatan itu dikenal dengan Jembatan Satu Duit.

"Ada juga cerita lain yang konon nama Satu Duit berasal dari kutipan penguasa Belanda pada masa itu kepada setiap pedagang yang hendak lewat jembatan tersebut," katanya.

"Kutipan berupa satu benggol duit. Maka jadilah sebutan Jembatan Satu Duit," ungkapnya.

Di Bogor masa kolonial yang saat itu masih bernama Buitenzorg, jembatan-jembatan yang dibangun Belanda memang beberapa diberi nama dengan nama warna.

Selain Witte Brug (jembatan putih), di Kota Bogor ada pula Rode Brug (jembatan merah) yang namanya tetap Jembatan Merah hingga sekarang.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved