Breaking News

Kasus Dugaan Penyekapan Pekerja Asal NTT di Kota Bogor Selesai, Panti Jompo dan Korban Berdamai

Setelah beberapa kali pertemuan, kedua pihak menginginkan masalah ini selesai cepat dan secara kekeluargaan.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Tsaniyah Faidah
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
PANTI JOMPO BANTARJATI - Kuasa hukum panti dan korban saat bertemu dan sepakat untuk berdamai, Jumat (20/11/2025). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Kasus diduga penyekapan para pekerja asal NTT di panti jompo Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, berakhir.

Kedua pihak kini sudah memutuskan untuk berdamai dan mengakhiri kasus ini.

Kasus ini sendiri terjadi pada Jumat (10/10/2025) lalu.

Beberapa orang pekerja disekap dan dihukum skot jam sebanyak 300 kali.

Kuasa Hukum Panti, Ardy Susanto mengatakan, kasus ini selesai dengan cara kekeluargaan.

“Saya pikir ini sudah clear ya. Kita tidak perlu membuka bukti-bukti yang ada. Yang penting kita sepakat untuk menyelesaikan ini baik-baik,” kata kuasa hukum panti, Ardy Susanto dijumpai di panti, Jumat (20/11/2025).

Ardy melanjutkan, pihaknya pasca kejadian, terus berkomunikasi dengan pihak keluarga NTT.

Ia pun menyebut, setelah beberapa kali pertemuan, kedua pihak menginginkan masalah ini selesai cepat dan secara kekeluargaan.

“Yang penting kita sudah sepakat menyelesaikan semuanya, supaya panti tetap berjalan dengan tenang. Opa-oma yang ada di sini tetap bisa tinggal dengan nyaman, karena itu yang mereka cari,” ujarnya.

Untuk para pekerja asal NTT, sebagian memang sudah ada yang mengundurkan diri pasca kejadian terutama para korban.

Namun, sambung Ardy, beberapa orang dari NTT lainnya masih bekerja di panti ini.

“Yang jelas, masih banyak kok yang bekerja di dalam. Ada yang dari mana-mana juga—Sumatera ada, Kalimantan ada. Siapa pun yang mau kerja, kita terbuka. Cuma memang banyak yang sudah bekerja di sini mengajak keluarga atau saudaranya, jadi paling banyak dari NTT,” ujarnya.

Ia berharap, kasus seperti ini tidak pernah terulang kembali di panti.

“Ini pelajaran bersama. Awalnya kan kita tahu ini gesekan antar sesama—sesama pekerja. Itu biasa. Pelajaran buat kita agar ke depannya tidak perlu terlalu reaktif. Kalau ada kejadian seperti ini, cukup diselesaikan antar mereka saja. Tidak perlu sampai ribut besar,” tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved