Kacab BUMN Tewas

Rencana Jahat Motivator Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ada 2 Opsi: Dilepaskan Atau Dihabisi

Dwi Hartono alias DH, tersangka kasus kematian Kepala Cabang Bank BUMN Ilham Pradipta rupanya punya rencana jahat.

|
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Instagram dan TikTok
PENCULIKAN KACAB BANK BUMN - Rencana Jahat Motivator Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Ada 2 Opsi: Dilepaskan Atau Dihabisi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dwi Hartono alias DH, tersangka kasus kematian Kepala Cabang Bank BUMN Ilham Pradipta rupanya punya rencana jahat.

Dwi Hartono bersama tersangka C alias Ken jadi otak penculikan terhadap Ilham Pradipta.

Ia juga yang membayar para eksekutor hingga akhirnya memukuli lalu membuang korban di Bekasi.

Kepada penyidik, para tersangka mengaku membuang korban dalam kondisi masih hidup.

Padahal mereka mengaku memiliki dua opsi saat berencana menculik Ilham Pradipta.

Kedua opsi itu yakni Ilham dilepaskan usai diculik, atau dihabisi.

Namun yang terjadi pada Ilham yakni dilepaskan hingga meninggal dunia.

Hal itu diungkap Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak.

Menurut Reonald, para otak pelaku ini berencana ingin memindahkan dana dari suatu rekening dormant ke rekening yang sudah disiapkan oleh tersangka C atau Ken.

Kemudian mereka sepakat ada dua opsi, yang pertama yakni korban diculik, dan diintimidasi.

"Begitu sudah mengikuti apa yang diinginkan mereka, dilepas. Opsi kedua, diculik, intimidasi dengan ancaman, begitu sudah mengikuti kemauan atau melancarkan aksi mereka, habis itu dihabisi nyawanya," tutur Reonald Simanjuntak dikutip dari Youtube TV One News, Rabu (17/9/2025).

Dalam pelaksanaan penculikan itu, kata dia, para tersangka tak memilih opsi membunuh korban.

"Jadi mereka sepakat untuk memilih opsi pertama, dan secara acak memiliki Kacab Bank, yang saat itu ada kartu namanya MIP," ujarnya.

Seteleh tim survei mengikuti, akhirnya disepakati bahwa korban adalah Ilham Pradipta.

"Akhirnya tim eksekutor yang melakukan penculikan, mereka mencoba intimidasi korban, akhirnya korban terus melawan," kata dia.

Menurut Reonald, ada beberapa rencana para tersangka sehingga rencananya tak berjalan lancar.

"Karena ada beberapa rencana mereka tidak sesuai rencana, contohnya safe house atau posko mereka tidak bisa karena alasan dari tersangka N rumah tersebut sedang digunakan, jadi tidak bisa dibawa ke posko," jelasnya.

Baca juga: Keluarga Tak Puas dengan Ancaman Hukum Pelaku Kasus Kacab Bank BUMN, Minta Dijerat Pasal 340

Korban pun, kata dia, dilakukan intimidasi dan pemukulan hingga lemas.

"Jadi di dalam mobil diintimidasi korban sampai lemas. Menurut keterangan para pelaku, korban diletakan di tempat ditemukan sudah tidak bernyawa, itu masih bernapas dan masih bergerak," bebernya.

"Makanya masih menerapkan pasal penculikan dan merampas kemerdekaan," tambah Reonard.

Sebelum akhirnya menculik Ilham, kata dia, tersangka DH dan C sudah mencoba mengajak beberapa kacab.

"Awalnya tersangka C dan DH sepakat mencari kacab bank yang bisa diajak kompromi untuk melakukan aksinya. Namun sudah beberapa kacab bank mereka coba, tidak berhasil," kata dia.

Pada calon korban, kata dia, tidak berani melakukan perintah para tersangka.

"Tidak ada yang berani membuka rekening dorman tersebut. Akhirnya memutuskan untuk mencari orang agar bisa melakukan aksinya," ungkap dia.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra mengatakan, klaster otak pelaku ini ada empat orang.

"C alias K, di mana peran dari C alias K mengatur dan menghadiri pertemuan dengan pelaku DWI. Kedua menyiapkan rencana dan tim IT untuk pemindahan uang dari rek dorman ke penampungan. C memiliki info rekening dorman yang ada di bank," katanya saat rilis Selasa (17/9/2025).

Kemudian otak pelaku yang kedua yakni Dwi Hartono yang dikenal sebagai seorang motivator.

Baca juga: Pertarungan Sengit Oknum TNI dengan Kepala Cabang Bank BUMN, Mobil Fortuner Sampai Oleng

"DH perannya menghadiri pertemuan dengan C alias K. DH menghubungi CP untuk mencari tim penculik. Kemudian menyiapkan tim yang bertugas untuk membuntutui korban," kata dia.

Bahkan uang untuk membayar para penculik pun dikeluarkan oleh DH.

"DH yang merencanakan penculikan terhadap korban. Memberikan yang Rp 65 juta kepada JP untuk operasional penculikan," ucapnya.

Tersangka berikutnya yakni AAM, berperan untuk menghadiri pertemuan bersama C alias K dan DH.

"Kemudian AAM juga merencanakan penculikan terhadap korban dan menyiapkan tim yang bertugas untuk membuntutuo korban," katanya.

Terakhir yakni JP, bertugas mempersiapkan tim eksekutor bersama dengan saudara M. Kemudian JP juga ikut membuang korban di Cikarang bersama N.

"Mengkoordinir dan mengawasi pembuntutan sampai penculikan terhadap korban. Memberikan uang Rp 150 juta kepada N untuk operasional penculikan," ucapnya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved