Kopda F Sembunyi di Parkiran Saat Kacab Bank Diculik, Susno Duadji Sebut Terkesan Cerdas Tapi Tidak

Oknum TNI Kopda F rupanya ada di lokasi parkiran ketika penculikan Kacab Bank BUMN Muhammad Ilham Pradipta.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase TV One, Ist
KEMATIAN KACAB BANK TERUNGKAP - Oknum TNI Kopda F rupanya ada di lokasi parkiran ketika penculikan Kacab Bank BUMN Muhammad Ilham Pradipta. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Oknum TNI Kopda F rupanya ada di lokasi parkiran ketika penculikan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta.

Namun saat penculikan itu, Kopda F berada di mobil berbeda ketika korban dimasukan paksa ke dalam mobil oleh beberapa orang penculik suruhan.

Hal ini dijelaskan oleh Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto dalam jumpa pers pengungkapan kasus pembunuhan Kacab Bank tersebut bersama pihak Kepolisian.

"Pada saat kejadian tersebut, Kopda F berada di lokasi parkir, namun tidak dalam satu kendaraan yang sama," kata Donny dikutip dari Youtube TV One, Rabu (17/9/2025).

Setelah korban dibawa oleh para pelaku penculik suruhan, Kopda F dalam perjalanan menghubungi tersangka lain untuk penjemputan.

Setelah itu, korban diserahkan dan dipindahkan ke mobil lain yaitu Fortuner hitam yang dikendarai tersangka lain termasuk diantaranya Serka N, oknum TNI kedua.

Namun di dalam mobil Fortuner itu, korban terus berusaha melakukan perlawanan.

Donny memaparkan bahwa peran Serka N dan Kopda F dalam kasus ini adalah menjemput paksa korban setelah mendapat tawaran itu dari tersangka JP.

"Sampai dengan saat ini kami dari penyidik Pomdam Jaya telah memeriksa saksi sebanyak 17 orang dan sudah menetapkan dua orang tersangka dan melakukan penahanan terhadap dua orang tersangka tersebut atas nama Serka N dan Kopral F," kata Donny.

"Selain hal tersebut, kami juga sudah melakukan penyitaan uang sejumlah Rp40 juta dari Kopda F dan uang tersebut diduga dari hasil tindak pidana yang dilakukan," imbuhnya.

Analisa Susno Duadji

Diketahui, dalam pembunuhan Kacab Bank BUMN ini ada 15 orang yang menjadi tersangka yang terdiri dari beberapa klaster.

Eks Kabareskrim Susno Duadji menjelaskan bahwa ini merupakan pembunuhan terorganisir yang mana pelakunya bisa diancam dengan hukuman mati.

"Karena ini termasuk pembunuhan berencana dan juga penculikan," kata Susno dikutip dari Kompas TV.

Dia juga menyebut bahwa para pelaku ini merasa seperti bertindak secara profesional.

Karena pelaku penculik dan dalam utama sama sekali tidak saling kenal sehingga terdiri dari beberapa klaster.

Namun, kata dia, cara ini justru akan membuat kasus menjadi mudah terungkap.

"Di sini mereka si pelaku ini menganggap bahwa mereka sudah profesional, tidak terungkap karena antara dalang kemudian pihak pembuntut kemudian yang melakukan penculikan, yang melakukan eksekusi, melakukan pembunuhan tidak saling kenal," katanya.

"Tetapi dengan membuat kluster-kluster yang sedemikian rupa yang banyak gitu sampai empat kluster, justru sangat berbahaya bagi pelaku. Mengapa berbahaya?, makin banyak orang yang terlibat maka makin gampang terungkap," kata Susno.

"Jadi bukan makin tidak saling kenal kemudian seolah-olah ini putus, tidak, ini justru rawan. Nampaknya mereka cerdas, sebenarnya mereka kurang cerdas," imbuhnya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved