Breaking News
Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ledakan di SMAN 72

5 Bukti Pelaku Rencanakan Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Curhat di Diary hingga Tulis Soal Kematian

Terbongkar lima bukti terduga pelaku merencanakan ledakan di SMAN 72 Jakarta dengan matang. Cerita teman pelaku beda dari analisa polisi.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase TikTok dan Twitter
LEDAKAN DI SMAN 72: Terbongkar lima bukti terduga pelaku merencanakan ledakan di SMAN 72 Jakarta dengan matang. Termasuk tulisan di meja belajar pelaku yang penuh misteri. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sederet temuan terkait kasus pengeboman yang terjadi di SMAN 72 Jakarta tengah jadi sorotan.

Belakangan muncul isu bahwa terduga pelaku yakni FN telah merencanakan ledakan dengan bom rakitan buatannya itu sebelum insiden pada Jumat (7/11/2025).

Isu tersebut merebak setelah beberapa bukti muncul.

Apa saja buktinya?

1. Tulisan di meja belajar

Bukti pertama yang disorot dari kasus pengeboman di SMAN 72 Jakarta itu adalah tulisan di meja belajar terduga pelaku.

Ternyata di meja kelas yang kerap dipakainya, FN menulis beberapa tulisan tak wajar yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran.

Tulisan tersebut disebut sebagai kode bahwa FN menyimpan uneg-uneg pilu sehingga jadi pemicu ia melakukan pengeboman.

Berikut adalah daftar tulisan yang ada di meja belajar terduga pelaku:

"Die you all die (matilah kalian semua),"

"Justice for society (keadilan untuk semua),"

"Manusia Hama,"

"Natural born killer (pembunuh alami),"

"KMFDM,"

"Yang penting masuk nak gapapa cuma duduk,"

LEDAKAN DI SMAN 72: Terbongkar lima bukti terduga pelaku merencanakan ledakan di SMAN 72 Jakarta dengan matang. Termasuk tulisan di meja belajar pelaku yang penuh misteri.
LEDAKAN DI SMAN 72: Terbongkar lima bukti terduga pelaku merencanakan ledakan di SMAN 72 Jakarta dengan matang. Termasuk tulisan di meja belajar pelaku yang penuh misteri. (Youtube channel SCTV)

2. Buku harian

Selanjutnya, bukti soal perencanaan ledakan di SMAN 72 adalah dari buku harian terduga pelaku.

Kakak korban, Putra bercerita bahwa belakangan ditemukan buku harian alias diary yang kerap ditulis oleh FN.

Dari sanalah terkuak bahwa FN menuliskan beberapa nama teman dan guru.

"Si pelaku ini dia ada barang bukti berupa buku diary, buku harian dia, di situ ada nama-nama guru dia, kemungkinan ada nama-nama siswa yang mungkin tercatat di buku diary-nya," kata Putra saat berbicara di program televisi Catatan Demokrasi tv one news.

Diungkap Putra, awalnya terduga pelaku dikenal sebagai sosok yang baik dan pandai bergaul.

Tapi setelah tahun 2024, sikap FN berubah drastis.

"Untuk waktu dia (FN) masih kelas 11 dia masih ceria aja, seperti layaknya orang normal, bersosialisasi. Waktu temannya mau ngajak dia lomba gambar, dia senang," ungkap Putra.

"Pelaku sempat jatuh dari motor, tangannya digips, dari situ dia udah mulai menyendiri, diam-diam saja di kelas, diajak temannya lomba gambar itu si pelaku udah enggak mau sama sekali. Jadi udah benar-benar cuek sama satu kelasnya itu," sambungnya.

Baca juga: Penampilan Pelaku Saat Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Tak Punya Teman Curhat, Bawa Mainan ke Masjid

3. Tulisan di senjata mainan

Bukti selanjutnya terkait dugaan perencanaan pengeboman di SMAN 72 Jakarta adalah nama teroris dunia di senjata milik terduga pelaku.

Sebelumnya diwartakan, senjata mainan milik terduga pelaku, FN sempat menyita perhatian.

Hal itu lantaran di senjata airsoft gun itu tertulis nama-nama teroris dunia, di antaranya Brenton Tarrant.

Brenton Tarrant merupakan pelaku penembakan massal di dua Masjid Selandia Baru, Christchurch di tahun 2019.

Akibat perbuatannya, Brenton membunuh 51 orang serta membuat 89 orang jamaah masjid terluka.

Lalu kedua, nama teroris yang ditulis FN di senjatanya adalah Luca Traini.

Tak beda jauh dengan Brenton, Luca Traini adalah seorang Neo Nazi asal Italia yang merupakan pelaku penembakan massal Macerata tahun 2018.

LEDAKAN DI SMAN 72: Akhirnya terjawab motif terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta pada 7 November 2025 lalu. Termasuk alasan pelaku, FN (kanan) tulis nama teroris dunia di senjatanya.
LEDAKAN DI SMAN 72: Akhirnya terjawab motif terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta pada 7 November 2025 lalu. Termasuk alasan pelaku, FN (kanan) tulis nama teroris dunia di senjatanya. (kolase Instagram Lisyto Sigit Prabowo dan istimewa)

Luca nekat menembaki enam imigram berkulit hitam asal Afrika.

Akibat perbuatannya, Luca dihukum penjara selama 12 tahun.

Nama ketiga yang juga tertulis di senjata FN adalah Alexandre Bissonnette.

Alexandre Bissonnette dikenal sebagai seorang anti imigran dan penganut Islamofobia.

Sosok Alexandre Bissonnette sempat viral karena ia merupakan pelaku penembakan massal di masjid Quebec Kanada tahun 2017.

4. Bukti bubuk peledak

Bukti keempat terkait dengan dugaan rencana pengeboman adalah penemuan bubuk peledak.

Beberapa waktu lalu penyidik Labfor menemukan bahan peledak di rumah terduga pelaku.

Baca juga: Rekaman CCTV Lengkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, FN Lepas Seragam Sambil Tenteng Senjata Mainan

5. Tanya teman soal bulan bahasa

Terakhir, bukti pelaku diduga merencanakan pengeboman di SMAN 72 adalah dari teman sekolahnya.

Seorang siswa SMAN 72 mengaku sempat ditanyai oleh terduga pelaku sebelum kejadian.

Setelah insiden, siswa tersebut pun mengurai analisa soal adanya rencana pengeboman dari FN.

"Saya minggu ini jadi MC di event sekolah saya, dia nanya ke saya 'puncak bulan bahasa itu kapan?'. Saya bilang 10 November," imbuh siswa teman terduga pelaku.

"Saya ngiranya dia pengin ngebomnya pas di 10 November ini, bukan hari Jumat ini. Dia dua kali nanya ke saya Puncak Bulan Bahasa itu kapan," sambungnya.

Sementara itu terkait motif pengeboman, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imannudin membantah terkait bullying.

Dari hasil penyelidikan polisi, alasan FN melakukan aksi nekat diduga karena kondisi psikisnya yang merasa kesepian.

Selama ini FN mengaku selalu sendirian dalam menjalani hari.

"Dari hasil penggalian keterangan maupun petunjuk yang ada bahwa anak yang berkonflik dengan hukum ini terdapat dorongan untuk melakukan peristiwa hukum tersebut. Dorongannya yang bersangkutan merasa sendiri, merasa tidak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya. Baik itu di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah," imbuh Kombes Iman Imannudin.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved