Pengakuan Mengerikan Anak Terduga Teroris di Surabaya : Saya Sering Diajak Untuk Berjihad
Ainur menjadi yatim piatu setelah kedua orangtuanya Anton Febrianto (47) dan Puspita Sari (47) tewas akibat ledakan bom.
Penulis: Soewidia Henaldi | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Aksi bom bunuh diri yang dilakukan sejumlah terduga teroris menyisakan kesedihan bagi keluarga dan anak-anak pelaku.
Tak hanya Ais (7), yang kedua orangtuanya tewas dalam aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, kesedihan juga dirasakan Ainur Rahmad (15).
Ainur menjadi yatim piatu setelah kedua orangtuanya Anton Febrianto (47) dan Puspita Sari (47) serta kakak tertuanya Haliyah (17) tewas akibat ledakan bom.
Baca: Mapolda Riau Diserang Terduga Teroris, Seorang Wartawan Alami Luka-luka
Korban yang juga terduga teroris tewas setelah bom rakitan meledak di tempat tinggalnya di lantai 5 Blok B, Rusunawa, Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Ainur dan dua adiknya kini dirawat di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sempat mengunjungi ketiga anak pelaku.
Dalam keterangannya Kapolri menjelaskan, amar tersebut ditinggali enam orang anggota keluarga, dua orang tua, dan empat orang anak yang diduga menjadi pelaku peledakan bom.
Baca: Begini Cara Anton Doktrin Anak-anaknya Jadi Teroris, Diberi Tontonan Video Jihad Sejak Kecil
Akibat peristiwa tersebut, tiga orang tewas terdiri dari kedua orangtua dan seorang anak.
Sementara tiga adiknya yang lolos dari ledakan adalah anak kedua Ainur Rahmad (15), anak ketiga Faizah Putri Hasanah (11) mengalami luka di bagian paha sebelah kiri dan anak keempat Hudan (11) luka pada hidung.

Dalam kejadian itu, Ainur Rahmad anak kedua dibantu oleh warga sekitar menyelamatkan kedua adiknya dari ledakan untuk dibawa ke RS Siti Khodijah dan saat ini sudah di rujuk ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Menurut keterangan Ainur kepada Jenderal Tito, seperti dikutip dari Divisi Humas Polri, profesi ayahnya sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet.
Ainur mengatakan bahwa ayahnya seringkali mengajaknya berjihad.
Baca: Nasib Ais Kian Miris, Tak Ada Satu Pun Keluarga yang Mau Menemani Hingga Ditinggali Utang Besar
"Saya sering diajak untuk berjihad," ujar Ainur kepada kapolri.
Sementara itu, dipersiapkan tewas oleh kedua orang tuanya, Ais, bocah 7 tahun ini selamat berkat tangan tuhan.
Bocah yang dikabarkan jago bela diri ini masih dirawat di rumah sakit, pasca ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) yang dilakukan orang tuanya.