Menelusuri 'Istana' Ahmad Mushadeq di Gunung Bunder Bogor
Villa bekas Ahmad Mushadeq cukup besar dengan halaman yang luas sehingga lebih pas disebut 'Istana'.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Soewidia Henaldi
Pekarangan dan sebuah bangunan rumah sederhana yang tampak lebih dulu saat memasukinya. Rumah itu, dihuni oleh seorang lelaki berkulit hitam dan berambut cukup panjang.
"Dulu memang ini punya Mushadeq, cuma sekarang sudah pindah tangan," kata penjaga villa, Jaenal (38), kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (13/01/2016).
Ada empat bangunan di kawasan seluas tiga ribu meter persegi tersebut. Pendopo dengan meja tenis yang terlipat di dalamnya.
Ada pula pendopo berukuran lebih kecil di sisi pekarangan.
"Pendopo yang dulu dipakai bertapa Musadek sudah tidak ada, kan di bakar sama warga, adanya di pekarangan bawah," kata Jaenal.
Sebuah bangunan utama tingkat dua ada di pojok halaman. Empat kamar berukuran besar di dalamnya. Sementara dapur berada terpisah dari bangunan utama.
"Dapur itu baru dibangun sama bos," terangnya.
Ada pula kolam renang tidak berair di bawah bangunan utama. "Suka dipakai berenang kelompoknya Musadek kalau waktu dulu mah," katanya.
Saat ini, villa tersebut sudah dimiliki oleh seorang pengusaha asal Jakarta. "Bos mah jarang kesini, sudah empat tahun tidak kesini, cuma supirnya saja yang rutin setiap bulan nganterin gaji saja," katanya.
Pada tahun 2005 lalu, rumah ini ramai didatangi oleh berbagai kalangan masyarakat. Ahmad Mushadeq, Pimpinan dari kelompok Al Qiyada Al Muslimah, kerap terlihat dilingkungan ini dan melakukan berbagai kegiatan di rumah tersebut.
Kini, lelaki yang pernah mengaku senagai Nabi itu, kembali ramai dipergunjingkan oleh masyarakat akibat namanya kembali mencuat seiring pelarangan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).(*)