Kisah Kakek Mualaf yang Selalu Bukakan Pintu untuk Pengunjung Mal, Kuasai Tiga Bahasa
Laki-laki yang dulunya beragama Katolik ini juga menceritakan sedikit latar belakang tentang keluarganya.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Renta dan bukan pegawai di pusat perbelanjaan tempatnya menjadi pembuka pintu keluar bagi pengunjung.
"Silahkan, hati-hati di jalan ya," sapa Ferry Taufik Hidayat kepada pengunjung yang keluar dari pintu kaca yang dibukakannya.
Tangan keriput lelaki berusia 76 tahunh itu selalu memgang gagang pintu yang terbuat dari stenlis.
Setiap ada pengunjung yang jalan mengarah keluar, Ferry selalu sigap membuka pintu tersebut.
Tubuh bungkuk serta rambut yang tak lagi hitam, membuat banyak orang iba kepadanya.
Ferry bukan pegawai, petugas keamanan atau bahkan pelayan pembuka pintu di pusat perbelajaan seberang Tugu Kujang itu.
Meski demikian, Ferry mengaku selalu berdiri di pintu itu setiap hari.
"Saya kerja disini setiap hari. Berangkat dari rumah pukul 03.30 WIB terus ngopi dulu di warung deket Damri, kadang suka ketiduran disitu. Terus sambil nunggu Botani buka, duduk di pinggiran Atm BNI situ," ujarnya.
Keramahan Ferry tak melulu membuat pengunjung mall acuh.
Ayah dua anak itu sering kali mendapat belas kasihan.
"Tadi ada yang kasih Rp 50 ribu, yaa saya mah ga minta tapi kalau ada yang ngasih ya saya terima aja," ujarnya sambil memperlihatkan uang tersebut.
Diusianya yang sudah renta, ternyata Ferry bukan tak memiliki kemampuan lain.

Keturunan Indo Belanda itu fasih berbahasa asing.
"Saya bisa tiga bahasa, yaitu Inggris, Jerman dan Belanda, karena dulu juga orangtua saya orang Belanda. Saya juga sering jadi tour guide di Kebun Raya Bogor, tapi sekarang lagi gak musim banyak turis," katanya.
Laki-laki yang dulunya beragama Katolik ini juga menceritakan sedikit latar belakang tentang keluarganya.