Kisah Kakek Mualaf yang Selalu Bukakan Pintu untuk Pengunjung Mal, Kuasai Tiga Bahasa
Laki-laki yang dulunya beragama Katolik ini juga menceritakan sedikit latar belakang tentang keluarganya.
Dirinya memutuskan untuk masuk Islam saat menikah dengan sang istri.
Mamah nya adalah orang kebangsaan Belanda, dan Ayah nya adalah WNI tetapi diadopsi dengan orang Belanda.
Ia hidup bersama dua orang anak dan istrinya.
Istrinya mempunyai warung dan sering berjualan combro hasil buatannya sendiri.
Anak perempuannya bernama Farah sudah menikah dengan Anggota DPRD.

Lalu anak laki-lakinya, Mario, dulu bekerja sebagai tukang bangunan tetapi sekarang sudah menjadi RT.
Di umur nya yang sudah berkepala tujuh ini, ia sudah memiliki banyak pengalaman bekerja di berbagai tempat.
"Saya dulu pernah bekerja di Batam, Tanjung Pinang, Bangka Belitung, Jawa, dan Bali," ungkap laki-laki yang tinggal di Cilibende ini.
Bahkan, kakek yang memiliki tiga orang cucu dan tiga orang cicit ini pun mengaku pernah bekerja di Singapore sebagai bellboy, dan di Malaysia di perkebunan kelapa sawit.
(MAGANG/Anneke Herlin Chatrilisna)
-------------------
Ikuti Berita Terkini Bogor !
Like Fanpage: TRIBUNnewsBogor.com
Follow Twitter: @TRIBUNnewsBogor
Instagram: @tribunbogor