Kisah Kakek Mualaf yang Selalu Bukakan Pintu untuk Pengunjung Mal, Kuasai Tiga Bahasa

Laki-laki yang dulunya beragama Katolik ini juga menceritakan sedikit latar belakang tentang keluarganya.

Editor: Ardhi Sanjaya
Magang/Anneke Herlin Chatrilisna
Ferry Taufik Hidayat (76) 

Dirinya memutuskan untuk masuk Islam saat menikah dengan sang istri.

Mamah nya adalah orang kebangsaan Belanda, dan Ayah nya adalah WNI tetapi diadopsi dengan orang Belanda.

Ia hidup bersama dua orang anak dan istrinya.

Istrinya mempunyai warung dan sering berjualan combro hasil buatannya sendiri.

Anak perempuannya bernama Farah sudah menikah dengan Anggota DPRD.

Ferry Taufik Hidayat (76)
Ferry Taufik Hidayat (76) (Magang/Anneke Herlin Chatrilisna)

Lalu anak laki-lakinya, Mario, dulu bekerja sebagai tukang bangunan tetapi sekarang sudah menjadi RT.

Di umur nya yang sudah berkepala tujuh ini, ia sudah memiliki banyak pengalaman bekerja di berbagai tempat.

"Saya dulu pernah bekerja di Batam, Tanjung Pinang, Bangka Belitung, Jawa, dan Bali," ungkap laki-laki yang tinggal di Cilibende ini.

Bahkan, kakek yang memiliki tiga orang cucu dan tiga orang cicit ini pun mengaku pernah bekerja di Singapore sebagai bellboy, dan di Malaysia di perkebunan kelapa sawit.

(MAGANG/Anneke Herlin Chatrilisna)

-------------------

Ikuti Berita Terkini Bogor !

Like Fanpage: TRIBUNnewsBogor.com

Follow Twitter: @TRIBUNnewsBogor

Instagram: @tribunbogor

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved