Orasinya Di Mata Najwa Dipuji, Ternyata Ketua BEM UGM Ini Lebih Memilih Jokowi Ketimbang Prabowo
"Banyak hal yang menjauhkanku dari pilihan untuk memilih Prabowo. Dan aku tidak ingin menyesal dikemudian hari dengan memilihnya."
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Lagipula, lingkungan dia sekarang berisi mereka yang selama ini memang bermasalah.
PKS (partai yang sangat religius)dengan kasus korupsi sapinya. PPP dengan bapak Suryadhrama Ali yang statusnya sih tersangka kasus korupsi, tapi kok tetep bebas. Dan PAN yang berisi pak Amien Rais, juara pemecah belah bangsa.
Full of hypocrisy, dude. Hehehe.
Ada juga Golkar dengan Bung Ical.
Khusus nama di atas, aku memang akan selalu memilih untuk berada di seberangnya. Dan aku mengajak kalian untuk ikut.
Ingatkah tentang kasus lumpur lapindo? Berapa banyak warga disana yang menderita karena lumpur itu? Ribuan. Mereka masih menunggu ganti rugi yang sepadan untuk menyambung hidup, tapi pihak yang harusnya bertanggung jawab malah membuang banyak uang untuk kampanye bertahun – tahun yang pada akhirnya percuma. Betapa jahatnya.
Negara kita berdasarkan Pancasila, dan bukan negara yang mendasarkan aturannya ke satu golongan saja, entah itu mayoritas atau minoritas, sama saja.
Jadi ayolah, kita tersadar untuk meninggalkan mereka yang mengancam harta paling berharga milik Indonesia, kehidupan damai dalam keberagaman.
~~
Sebenarnya, dengan pilihan calon hanya dua, tanpa melihat lebih dalam tentang calon lainnya pun, dengan factor – factor seperti diatas, kita sudah menemukan pilihan yang tepat.
~~
Aku yakin, Jokowi bukanlah orang yang sempurna. Dia juga bukan pangeran midas yang saat menyentuh sesuatu langsung bisa merubah benda itu seketika menjadi emas. Tapi, dia adalah sosok pemimpin yang sangat sulit ditemukan di sistem pemerintahan Indonesia saat ini. Dan, kini dia tersedia untuk dipilih menjadi pemimpin kita semua.
Latar belakang bersih, konsep yang jelas, dan punya banyak terobosan, mau bekerja dan punya semangat untuk bekerja bersama dengan rakyat, jujur, tegas dalam menjunjung tinggi aturan, dan tentu saja, mau untuk mendapatkan kritikan dari rakyat yang memilihnya.
Kita butuh pemimpin yang mau mendengar, bukan pemimpin yang banyak beretorika agar didengar.
~~
Barangkali banyak yang sudah memberikan opini yang (mungkin) sama persis dengan apa yang aku tulis di sini. Tapi ya memang itu realitasnya. Kita semua mempunyai alasan, tujuan, dan harapan yang sama untuk mendukung dan memilih Jokowi.
And waiittt.. Aku cuma pengen menyampaikan beberapa hal….
Aku ingin Indonesia penuh keberagaman, bukan keseragaman.
Aku ingin Indonesiaku maju ke depan, bukannya kembali ke masa lalu yang penuh ketakutan.
Aku mau Indonesiaku bisa menjadi kawan yang disegani oleh negara lain, bukan menjadi macan yang ditakuti oleh negara lain.
