Terungkap ! Seperti ini Kondisi Mikrobiologis Alat Pernafasan Lumba-lumba di Laut Jawa
Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali Samudra Antartika.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah spesies lumba-lumba yang paling umum dan paling dikenal orang.
Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali Samudra Antartika.
Gangguan sistem respirasi pada lumba-lumba sering dijumpai, akan tetapi jenis bakteri yang sering menyerang lumba-lumba dari perairan Laut Jawa belum diteliti secara mendalam.
Tim peneliti yang terdiri dari Agustin Indrawati dari Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) terdiri dari Guntari Titik Mulyani dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKH Universitas Gadjah Mada, Yuda Heru Fibrianto dari Bagian Fisiologi FKH UGM dan Teguh Budipitojo dari Bagian Anatomi FKH UGM meneliti sistem respirasi dan kajian respirasi mikrobiologis lumba-lumba hidung botol Indo Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa.
Baca: Tawari Duduk Ibu-Ibu Berhijab, Penumpang TransJakarta Ini Malah Disinggung Soal Agama
"Lumba-lumba adalah hewan yang dilindungi. Hewan yang digolongkan dalam Appendix II, yaitu hewan yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan," kata Agustin.
Bottlenose dolphin adalah mamalia laut yang bernafas dengan paru-paru.
Lubang pernafasan external sebagai satu-satunya lubang respirasi disebut sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak.
Gangguan kesehatan terbanyak yang sering terjadi adalah infeksi bakterial yang menyerang pada sistem pernafasan.
"Secara normal terdapat beberapa mikrobiota normal seperti bakteri, virus, jamur maupun protozoa yang hidup pada sistem respirasi lumba-lumba. Meskipun demikian, mikrobiota ini akan berubah menjadi patogen ketika hewan mengalami stress, ataupun dengan pengobatan anti mikrobial tertentu. Penyakit bakterial, infeksi morbilivirus dan fitotoksin inilah sebagai penyebab kematian mamalia air di dunia," katanya.
Baca: Saingi Ketenaran Ketua BEM UI, Ini Beda Antara Obed Kresna, Ardhi Ray dan Zaadit Taqwa Di Mata Najwa
Peneliti tersebut melakukan studi pustaka, pemeriksaan klinis serta isolasi sampel sistem respirasi terhadap sepuluh ekor lumba-lumba bottlenose dolphin di PT. Wersut Seguni Indonesia.
Sampel tersebut dikirim ke laboratorium Mikrobiologi FKH UGM untuk isolasi dan identifikasi terhadap bakteri dan jamur.
Dari hasil percobaannya peneliti ini menjelaskan bahwa pemeriksaan klinis lumba-lumba hanya dapat dilakukan secara inspeksi.
Dari hasil isolasi dan identifikasi bakteri, setelah sampel yang diperoleh dari blowhole, tim peneliti ini mendapatkan hanya kuman gram positif yang muncul setelah dilakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dari koloni.